kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jokowi pada Polri: Sikat semua pungli dan premanisme pada sopir truk


Selasa, 08 Mei 2018 / 12:16 WIB
Jokowi pada Polri: Sikat semua pungli dan premanisme pada sopir truk
ILUSTRASI. Presiden Jokowi foto bersama para supir truk


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo langsung memerintahkan Kapolri untuk menindaklanjuti keluhan para sopir truk terkait permasalahan pungli dan premanisme.

"Ini langsung saya perintahkan Kapolri dan Wakapolri segera ditindaklanjuti," ungkap Presiden usai meakukan pertemuan dengan para sopir truk di Istana Negara, Selasa (8/5).

Pasalnya, Presiden mengaku permasalahan tersebut bisa meresahkan para sopir. Tak hanya itu, pungli dan premanisame juga bisa menambah biaya transportasi. "Cost-cost (biaya) tambahan yang seharusnya tidak perlu, dan itu dirasakan sopir truk sangat menggangu, sangat mengganggu sekali," tambah dia.

Bahkan, ia tak segan-segan untuk memerintahkan kepada Kapolri untuk mencopot oknum kepolisian jika terbukti melakukan pungli. "Disikat semuanya," tegas Jokowi.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden juga mengungkapkan kekagetannya masih ada hal-hal tersebut yang terjadi di proses distribusi. "Saya kan dengarnya sedikit, ternyata hari ini setelah bertanya kepada para pengemudi, para sopir ternyata sangat banyaknya, kaget dong," ungkapnya.

Masih marak pungli

Dalam pertemuan itu, Presiden terkejut masih ada pungli dan premanisme yang dialami para pengemudi saat menjalani tugasnya.

"Kemudian urusan di jalan, jalan kita masih banyak pungli tidak sih?," tanya Jokowi dalam pertemuan tersebut. Hal tersebut dijawab serentak oleh para pengemudi, "masih."

"Oh masih? masih banyak? atau tambah banyak," lanjut Presiden. "Masih pak," tambah para pengemudi.

Jawaban yang sama juga dilontarkan serentak, saat ditanya soal premanisme. Adapun, aksi premanisme masih kerap terjadi di lintas sumatera, Cakung-Cilingcing, Cikampek-Cirebon, kemudian juga lintas timur.

Bahkan salah satu sopir sempat mengatakan, titik rawan pungli dan premanisme itu berada di Jambi hingga Medan serta Riau sampai memasuki Medan. Begitu juga di lintas Sumatera ada di Aceh-Medan.

"Dari perbatasan Aceh, Binjai sampai Medan dari Medan sampai Pekanbaru batasnya Bengkalis, dimulai lagi dari jalur pelalawan Riau," ungkap sopir.

"Bahkan habis Pelalawan Riau kemarin (melawan premanisme) sampai mobil teman saya dibakar, lalu mulai aman, mulai lagi perbatasan Jambi dan Palembang, masuk Sumsel yang namanya Bedengseng, rajanya, cap-capan lewat rumah makan di situ kalau kita lewat saja kita gak ngapa-ngapain kita lewat warung wajib bayar, kalau enggak bayar kaca pecah, kalau enggak golok sampai di leher, kalau tidak ban kita disobek, itu siang bolong," cerita salah satu supir.

Adapun para supir juga menyampaikan, sekali memberi preman bisa mencapai Rp 2 juta. "Loh kok gede banget?" kata Jokowi kaget. Maka dari itu, dalam agenda kali ini, para sopir meminta ingin adanya kenyamanan dan keamanan dalam menjalani tugasnya.

Atas hal tersebut, Presiden pun langsung menugaskan Wakapolri dan Menteri Perhubungan untuk menindaklanjuti hal tersebut "Oke ini sudah didengar langsung oleh Pak Wakapolri akan langsung dioperasi," tutup dia.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×