kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jokowi: Diplomasi Indonesia tiga tahun terakhir diapresiasi pemimpin dunia


Senin, 12 Februari 2018 / 14:06 WIB
Jokowi: Diplomasi Indonesia tiga tahun terakhir diapresiasi pemimpin dunia
ILUSTRASI. Jokowi KTT Arab - AS


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo menyampaikan, diplomasi Indonesia dalam tiga tahun terakhir mendapat apresiasi dari berbagai pemimpin dunia. Terutama, dalam bidang perdamian dan kemanusiaan.

Dia memberi contoh, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang menyebut Indonesia sebagai teman sejati Palestina. Presiden Afghanistan Ashraf Ghani juga menyampaikan penghargaan terhadap kontribusi Indonesia untuk pembinaan perdamaian di Afghanistan.

Selain itu, Indonesia diterima baik oleh Iran dan Saudi ketika terjadi perbedaan pandangan di antara mereka. Karena itu, Presiden Jokowi meminta Menteri Luar Negeri (Menlu) dan seluruh kepala perwakilan Republik Indonesia, untuk terus melanjutkan kontribusi Indonesia untuk perdamaian kemanusiaan.

“Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia yang moderat, yang majemuk, sekaligus negara terbesar ketiga di dunia, memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi bagian dari solusi bagi berbagai permasalahan global,” kata Jokowi saat memberikan sambutan pada Rapat Kerja Kepala Perwakilan RI dengan Kementerian Luar Negeri, di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (12/2).

Selain itu, Jokowi menegaskan masyarakat Indonesia yang berjumlah 260 juta, mengharapkan agar para diplomatnya dapat menjadi diplomat yang mampu memperjuangkan kepentingan Indonesia dan rakyatnya.

Oleh karena itu, lanjut Presiden, pendekatan baru diplomasi kita harus terus disesuaikan dengan tantangan zaman yang ada. “Diplomasi yang cepat, diplomasi yang responsif, diplomasi yang tanggap,” tambahnya.

Adapun diplomasi yang dimaksud bukan lah diplomasi yang membuang uang tapi diplomasi yang menghasilkan uang. Kemudian diplomasi yang berpihak pada perlindungan warganya di luar negeri, diplomasi yang tidak akan mundur seinci pun untuk membela kedaulatan negaranya, diplomasi yang dapat memberikan kontribusi bagi perdamaian dan kesejahteraan dunia.

Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Menko Polhukam Wiranto, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Mensesneg Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Wakil Menlu A.M. Fachir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×