kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jakarta bukan ibu kota e-commerce lagi


Selasa, 15 Agustus 2017 / 18:24 WIB
Jakarta bukan ibu kota e-commerce lagi


Reporter: Choirun Nisa | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Riset terbaru perusahaan Google dan lembaga riset GfK menunjukkan data berbelanja online telah menjadi kegiatan umum di masyarakat. Data ini tak hanya terpusat di ibu kota, justru ibu kota menjadi yang ketiga setelah Surabaya dan Medan.

"Di Surabaya sebanyak 71% dari total populasinya mengakses e-commerce, lalu di lanjut Medan dengan 68% dari populasi, dan Jakarta dengan 66% dari total populasi," ujar Head of e-commerce Google Indonesia Henky Prihatna pada Selasa (15/8) di Kantor Google Indonesia, Jakarta.

Henky menjelaskan, terdapat perbedaan signifikan pengaksesan pengguna e-commerce di antara satu daerah dan daerah lain. Warga Surabaya mengakses e-commerce 5,8 jam per hari. Kemudian, meski Bodetabek tidak mengakses e-commerce sebanyak Jakarta dan hanya 65% dari populasi, tetapi tingkat akses warga Bodetabek lebih lama dibanding Jakarta, yakni 5,2 jam per hari. Sementara Jakarta mencapai 4,7 jam per hari.

Selain itu, riset tersebut membeberkan data perubahan pembayaran e-commerce yang mulai berubah dari COD (cost on delivery) atau bayar di tempat menjadi internet banking dan transfer ATM. Menurut Henky, perubahan ini terlihat signifikan, terdapat penumbuhan kepercayaan di antara masyarakat kepada transfer uang lewat internet.

"Hal ini tentu tidak mudah, apalagi mengubah kepercayaan, tetapi data menunjukkan konsumen mulai beralih," tuturnya.

Henky menuturkan perubahan ini dilakukan oleh empat tipe yang telah digolongkan oleh Google. Tipe pertama adalah inovator yang berpendapatan lebih tinggi dan memiliki banyak perangkat/device. Tipe ini 64% suka mendapatkan informasi langsung dari toko online dan 74% di antaranya tertarik membeli barang murah.

Tipe kedua adalah early adopters yang berpendapatan rendah dan memiliki banyak perangkat. Ia 46% lebih senang mencari informasi dengan mesin pencari (mobile sites) dan 66% di antaranya tertarik dengan barang murah.

Tipe ketiga adalah gaptek yang pendapatannya lebih tinggi tetapi memiliki 1 perangkat. Tipe ini 36% suka mendapat informasi langsung dari mereknya dan lebih memilih membayar melalui ATM. Terakhir, tipe late bloomers yang memiliki pendapatan lebih rendah dan 1 perangkat. Tipe ini 58% mementingkan kemudahan dan 74% di antaranya sangat mengutamakan harga murah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×