kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jadi viral, Bapak Kiamat merilis pernyataan rasis


Rabu, 18 Oktober 2017 / 09:38 WIB
Jadi viral, Bapak Kiamat merilis pernyataan rasis


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pengamat market Marc Faber atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bapak Kiamat, mengeluarkan pernyataan kontroversial yang dinilai rasis dalam buletin terbarunya. Faber menilai, Amerika bisa menjadi negara hebat karena dipimpin oleh kulit putih.

Penulis buku kontroversial Gloom, Boom & Doom ini, kerap meramalkan penurunan market dunia. Namun, kali ini, dia lebih fokus pada konflik rasial yang terjadi di dunia.

"Syukurlah mayoritas populasi Amerika adalah warga kulit putih, bukan kulit hitam. Jika sebaliknya, AS akan tampak seperti Zimbabwe, yang sepertinya akan terjadi suatu hari nanti, tapi setidaknya Amerika sudah menikmati 200 tahun kemajuan ekonomi dan politik di bawah kepemimpinan kulit putih," tulisnya.

Dia juga menulis, "Saya bukan seorang rasis, namun kenyataannya -meskipun secara politik ini tidak benar- hal ini harus diutarakan."

Saat dimintai komentarnya via email oleh CNBC, Faber tidak menarik pernyataannya.

"Jika mengeluarkan pernyataan mengenai fakta sejarah menjadikan saya seorang rasis, maka saya memanglah seorang rasis. Selama bertahun-tahun, Jepang dikecam karena mereka membantah pembantaian Nanking," jelas faber via email.

Sebagai tambahan atas penjelasannya yang singkat, dia juga mengirim link ke artikel USA Today, berjudul "Banned in Biloxi, "To Kill a Mockingbird' raises old censorship debate".

Dalam newsletter, pernyataan Faber merujuk pada konfrontasi di Charlottesville, Virginia. Pada Agustus lalu, aksi unjuk rasa berubah menjadi kerusuhan akibat aksi demonstrasi nasionalis kulit putih yang disebut Unite the Right in Charlottesville, di mana para pejabat memperdebatkan pemindahan patung Robert E Lee dari kampus Universitas Virginia.

Aksi kekerasan tersebut memicu perdebatan nasional mengenai ras dan monumen untuk menghormati tokoh Konfederasi yang Faber putuskan untuk dipertimbangkan kembali.

Faber menyebut monumen tersebut sebagai "patung orang terhormat yang kejahatannya hanyalah untuk mempertahankan apa yang telah dilakukan masyarakat lebih dari 5.000 tahun: menjaga sebagian populasi diperbudak".




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×