kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga BBM non subsidi kembali naik


Kamis, 04 Agustus 2011 / 09:45 WIB
Harga BBM non subsidi kembali naik
ILUSTRASI. Whatsapp beta sempurnakan fitur keamanan dengan menambahkan sistem face unlock


Reporter: Petrus Dabu | Editor: Edy Can

JAKARTA. Kalangan distributor bahan bakar minyak (BBM) non subsidi kembali menaikkan harga produk mereka. Jika distributor asing baru mulai menaikkan kemarin, Pertamina sudah menaikkan harga sejak 1 Agustus lalu. Harga pertamax di wilayah Jakarta, misalnya, naik 2,47% menjadi Rp 8.300 per liter. Di Nusa Tenggara Barat, harga produk yang sama naik 3,74% menjadi Rp 9.700 per liter. Secara nominal, kenaikan Pertamax berkisar antara Rp 100-Rp 350 per liter.

Besar kenaikkan harga bahan bakar jenis yang sama keluaran PT Shell Indonesia, PT Petronas, dan PT Total Indonesie tak berbeda jauh. Mereka menaikkan harga antara Rp 200-Rp 350 per liter.

Mochammad Harun, Vice President Communication PT Pertamina menjelaskan, Pertamina menaikkan harga premium karena harga minyak mentah di pasar dunia naik selama dua minggu belakangan. "Kami hanya mengikuti kondisi pasar," katanya.

Hal senada juga dikemukakan Jino Sugianto, Ketua Dealer Petronas Service. "Kenaikan harga dilakukan setiap dua minggu mengacu harga dipasaran," kata Jino. Catatan saja, pada tahun ini, Petronas memiliki 18 SPBU.

Kenaikan harga ini tentu akan membebani konsumen. Akibatnya, tidak mustahil, mereka yang selama ini mengonsumsi BBM non subsidi akan kembali ke BBM subsidi karena harganya jauh lebih murah (lihat tabel). Bila itu terjadi, upaya pemerintah untuk mengurangi konsumsi BBM subsidi tidak akan berhasil. Soalnya, konsumsi BBM bersubsidi akan melonjak, sementara, di saat yang sama, kondumsi BBM non subsidi akan cenderung turun.

"Pasti akan ada migrasi dari BBM non subsidi ke BBM bersubsidi," kata Harun. Hal senada juga disampaikan oleh Jino. Menurut Jino, selama ini, setiap Petronas menaikkan harga, ada tren penurunan pembelian."Saat harga naik, ada tren penurunan konsumsi BBM Petronas," kata Jino.

Rulianti Syahrul, Brand and Communicational Retail Total Oil dan Sri Wahyu Endah, Media Relation Manager PT Shell Indonesia, juga sependapat. Namun demikian, Rulianti tak terlampau cemas dengan dampak tersebut. Alasannya, Shell sudah mempunyai pelanggan yang loyal. "Pelanggan juga selalu kami beri edukasi untuk memilih BBM berkualitas demi kendaraannya," kata Rulianti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×