kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Genjot CPO, SMAR ciptakan material tanam baru


Senin, 22 Mei 2017 / 21:02 WIB
Genjot CPO, SMAR ciptakan material tanam baru


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. PT Smart Tbk (SMAR) mengembangkan material tanam kelapa sawit unggulan yang dikembangkan di pusat-pusat penelitian perusahaan, SMART Research Institute’s (SMARTRI) dan Pusat Bioteknologi SMART. Bahan tanam ini, yakni Eka 1 dan Eka 2 telah terdaftar di Katalog Bibit Indonesia dan disetujui untuk dibudidayakan pada tanggal 21 April 2017 lalu oleh Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian.

Direktur Utama PT SMART Tbk, Daud Dharsono, mengatakan, ini merupakan inti dari upaya intensifikasi untuk menghasilkan produksi kelapa sawit berkelanjutan. Material tanam terbaru ini dikembangkan secara alami melalui program seleksi konvensional dan kultur jaringan dari elite palms.

Material tanam kelapa sawit tersebut berpotensi meningkatkan produktivitas minyak sawit perusahaan mencapai lebih dari 10 ton per hektare per tahun
di usia dewasa (10-18 tahun). Bandingkan dengan kemampuan produksi SMAR saat ini yang berkisar antara 7,5 ton-8 ton per hektare per tahun dalam kondisi cuaca dan areal tanam yang optimal. Adapun produktivitas rata-rata industri kelapa sawit Indonesia saat ini kurang dari 4 ton/hektar/tahun.

Melalui proses non-GMO yang mampu menghasilkan minyak sawit dalam jumlah lebih banyak dan dalam waktu yang tidak lama, kultur jaringan ini akan membantu menghasilkan material tanam dengan nutrisi lebih baik dan lebih tahan terhadap penyakit dan kekeringan. 

Pada usia dewasa yang optimal, material tanam Eka 1 diharapkan bisa menghasilkan 10,8 ton minyak sawit mentah (CPO) per ha karena material tanam ini memiliki kandungan minyak yang sangat tinggi di dalam buah sawitnya. Adapun material tanam Eka 2 menunjukkan potensi produktivitas mencapai 13,0 ton per ha.

Selain itu, masa tunggu panen Eka 1 dan Eka 2 diperkirakan 24 bulan, lebih cepat bila dibandingkan dengan rata-rata industri saat ini yaitu 30 bulan.
Selama lima tahun ke depan, perusahaan akan memperbanyak material tanam ini melalui kultur jaringan guna menghasilkan jumlah yang cukup untuk ditanam secara komersial di area yang lebih luas mulai tahun 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×