kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

First Travel akan ajukan bukti Jumat


Selasa, 15 Agustus 2017 / 14:55 WIB
First Travel akan ajukan bukti Jumat


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. PT First Anugerah Karya Wisata alias First Travel belum menyampaikan pembuktian di sidang perkara penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU).

Kuasa hukum First Travel Putra Kurniadi, mengatakan, pihaknya kesulitan untuk mendapatkan bukti berupa data perusahaan. Sebab, saat ini direktur perusahaan Andika Surachman dan Anniesa Desvitasari telah ditetapkan tersangka oleh kepolisian.

"Ada data perusahaan seperti Anggaran Dasar Rumah Tangga (ADRT) perusahaan yang berada di rumah Andika tapi sekarang rumahnya sudah di police line," ungkapnya, Selasa (15/8). Maka dari itu pihaknya akan mengajukan bukti di persidangan selanjutnya pada Jumat (18/8) nanti.

Sekadar tahu saja, permohonan PKPU ini diajukan oleh tiga jamaah, Hendarsih, Euis Hilda Ria, dan Ananda Perdana Saleh. Sebelumnya, kuasa hukum ketiganya Anggi Putra Kusuma mengatakan, jalur PKPU dipilih guna memberikan kejelasan atas status para kliennya itu.

"Dijanjikan berangkat tapi Mei dan Juni lalu tidak tak kunjung diberangkatkan. Sementara uang yang telah lunas juga tak jelas nasibnya, maka itu kami minta kejelasan dalam PKPU ini," ungkapnya.

Tak hanya itu, Anggi pun bilang, PKPU dipilih lantaran proses hukumnya tak terlalu lama jika dibandingkan dengan perkara perdata biasa ataupun pidana yang bisa menghabiskan waktu bertahun-tahun. Sebab, dalam PKPU majelis hakim diwajibkan memutus perkara 20 hari sejak perkara didaftarkan.

Apalagi, lanjut Anggi, jika permohonan PKPU-nya diterima, First Travel hanya diberikan waktu 270 hari untuk menyelesaikan sengketa dengan para jamaah dalam proposal perdamaian.

"Kalau pun jadi diberangkatkan kapan waktunya? Kalau tidak uangnya kapan dikembalikan? Nanti hal-hal itu yang djabarkan dalam proposal," tukas Anggi.

Selain itu PKPU juga memiliki konsekuensi hukum yang pasti jika pihak First Travel lalai dalam menjalankan proposal perdamaiannya. Sekadar tahu saja, permohonan PKPU ini diajukan 25 Juli 2017 lalu dan belum ditetapkan kapan sidang perdananya.

Namun yang pasti, Anggi berpendapat dasar pengajuan PKPU ini adalah perjanjian yang tidak dipenuhi oleh First Travel. Sehingga hal tersebut dinilanya dapat diklasifikasikan sebagai utang berdasarkan UU No. 37/2004 tentang Kepailitan dan PKPU.

Ia juga menyampaikan hingga saat ini yang jamaah yang sudah melaporkan dalam proses PKPU ini mencapai 46 jamaah yang berasal dari Jakarta, Medan, dan Jawa Tengah dengan total tagihan mencapai Rp 452 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×