kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspor bauksit akan sumbang devisa Rp 29 triliun


Senin, 05 Oktober 2015 / 11:42 WIB
Ekspor bauksit akan sumbang devisa Rp 29 triliun


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Lesunya harga batu bara membuat pemerintah menurunkan target penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari non minyak dan gas bumi (migas).

Namun demikian, Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Biji Besi Indonesia (APB3I) optimistis ekspor mineral seperti bauksit mampu menyumbang devisa Rp 29 triliun sehingga penerimaan negara terdongkrak.

Sebagaimana diketahui, pemerintah telah menurunkan target PNBP dalam rancangan APBN 2016 dari non migas sektor batu bara dari Rp 50,14 triliun menjadi Rp 41,5 triliun. Bambang Gatot Ariyono, Direktur Jenderal Mineral Batubara Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) bilang, target dipangkas karena harga batubara yang rendah.

"Padahal sebenarnya pemerintah bisa mengatasinya dengan memberdayakan ekspor mineral yang sumber daya dan cadangannya melimpah," kata Ery Sofyan, Ketua APB3I, dalam keterangan resmi, Senin (5/10).

Pembukaan keran ekspor bauksit yang selama ini ditutup hampir 2 tahun oleh pemerintah diyakini dapat menambah devisa dan penerimaan negara dari sektor non migas.

Penetapan kuota produksi dan ekspor bauksit sebesar 40 - 50 juta ton/tahun dengan harga US$ 40/ton akan memberikan kontribusi terhadap perbaikan perekonomian Indonesia yang saat ini sedang mengalami kelesuan.

"Sebab ekspor bauksit akan menyumbang penerimaan devisa sebesar Rp 23,20 triliun – Rp 29,00 triliun, serta penerimaan negara dari pajak dan bukan pajak sebesar ± Rp 7,3 triliun," ujar Ery.

Selain itu, kegiatan penambangan dan eskpor bauksit mampu membuka lapangan kerja bagi 40.000 orang, yang berarti minimal bisa menghidupi 160.000 jiwa yang saat ini tidak punya sumber penghidupan dan cenderung kehilangan harapan hidup.

Selain juga akan memberikan efek domino yang sangat luar biasa untuk menggerakkan tumbuhnya kembali usaha dan bergairahnya kembali roda perekonomian masyarakat di desa, kecamatan, dan kabupaten di sekitar lokasi tambang bauksit.

"Tumbuh berkembangnya sektor riil di daerah menjadi sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang pada gilirannya menguatkan stabilitas perekonomian negara. Kegiatan ekspor sangat penting untuk menggerakkan roda perekonomian dalam negeri, penerimaan devisa dan pajak," pungkas Ery.

Ery menegaskan, pengusaha pertambangan bauksit sampai tahun 2013 telah berkontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia dengan melakukan ekspor Metallurgical Grade Bauxite (MGB). "Jadi yang diekspor penambang bauksit bukan ORE atau mineral mentah," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×