Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Meski masih ada ketidakpastian dari ekternal global, namun prospek obligasi masih dirasa menarik oleh sejumlah ekonom.
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede bilang, peningkatan sentimen global tidak mempengaruhi minat terhadap obligasi selama nilai tukar rupiah tidak ikut berpengaruh.
“Kepercayaan investor masih cukup besar karena kebijakan struktural pemerintah masih cukup baik yang akan mendukung penerbitan obligasi,” kata Josua pada Kontan,
Selasa (28/2).
Berkaca pada penjualan obligasi tahun lalu, Josua bilang, penjualan obligasi global akan masih atraktif. Kendati demikian, masih ada bayang-bayang kenaikan suku bunga The Fed dan ketidakpastian dari Eropa.
“Saya pikir penjualan global bond dan sukuk global masih cukup atraktif,”cetus Josua.
Nah dengan estimasi sepert ini, Josua mengatakan obligasi denominasi rupiah dengan kurun waktu 10 tahun berpotensi naik secara gradual. Kenaikan yield obligasi pun dengan asumsi US treasury naik hingga 2,75%, akan berada di kisaran 7,5%-7,75%.
“Kami masih percaya dengan asumsi The Fed akan menaikkan hanya dua kali di tahun ini. Dengan asumsi US treasury tersebut juga, maka obligasi 10 tahun tidak akan menyentuh 3% di tahun ini,” pungkas Josua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
