kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dunia usaha harapkan dorongan belanja pemerintah


Selasa, 10 Oktober 2017 / 22:38 WIB
Dunia usaha harapkan dorongan belanja pemerintah


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, konsumsi pemerintah belum mampu mendorong kegiatan usaha pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini. Akibatnya, kegiatan usaha melambat dan bahkan berpotensi berlanjut hingga kuartal keempat.

Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) kuartal ketiga yang dilakukan Bank Indonesia (BI) menunjukkan, nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan usaha pada periode Juli-September 2017 sebesar 14,32%, lebih rendah dari kuartal kedua 2017 yang sebesar 17,36%. Bahkan, SBT di kuartal keempat diperkirakan jauh lebih lambat, hanya 7,63%.

"Belanja pemerintah masih dibawah ekspektasi. Padahal di tengah konsumsi yang stagnan harapannya ada di belanja pemerintah meskipun porsinya hanya 6%-9% terhadap PDB," kata Bhima kepada Kontan.co.id, Selasa (10/10).

Lebih lanjut ia memperkirakan, pemerintah masih menahan belanja lantaran berjaga-jaga terhadap kemungkinan tidak tercapainya penerimaan pajak. Bhima juga memperkirakan, shortfall penerimaan pajak tahun ini cukup besar.

"Belanja otomatis direm. Dampaknya ke dunia usaha jadi kurang ada dorongan," tambah dia.

Hitungan KONTAN berdasarkan data Direktorat Jenderal (Ditjen) Perbendaharaan Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu), realisasi belanja negara periode Juli hingga Agustus tumbuh 13% year on year (YoY). Namun Bhima tak yakin, pertumbuhan belanja negara yang cukup tinggi itu karena belanja infrastruktur.

Ia juga memperkirakan melambatnya kegiatan usaha yang tidak sejalan dengan kegiatan investasi yang justru meningkat lantaran disebabkan oleh peningkatan pada sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan.

Sementara kegiatan investasi yang sumbangan terhadap PDB besar, seperti pertambangan dan manufaktur masih rendah.

Di kuartal keempat mendatang, ia memperkirakan kegiatan usaha, khususnya di sektor ritel akan meningkat karena faktor Natal dan tahun baru. Bhima bilang, masih ada harapan untuk meningkatkan kegiatan usaha di kuartal keempat, yaitu dengan reformasi dan realisasi insentif bagi industri pengolahan, mendorong ekspor nonmigas dengan memberi dukungan dan kemudahan regulasi serta relaksasi kebijakan pajak agar beban operasional pengusaha berkurang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×