kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dorongan komoditas untuk pertumbuhan ekonomi 2018 akan lebih kecil


Rabu, 17 Januari 2018 / 19:17 WIB
Dorongan komoditas untuk pertumbuhan ekonomi 2018 akan lebih kecil
ILUSTRASI. Aktivitas Bongkar Muat Peti Kemas di Tanjujg Priok


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas pada tahun 2017 menolong pertumbuhan ekonomi Indonesia, yakni kenaikan harga crude palm oil (CPO), batubara, dan minyak bumi sehingga ekspor bisa tumbuh tinggi dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Head of Industry & Regional Research Bank Mandiri Dendi Ramdani mengatakan, tak hanya komoditas-komoditas di atas, kenaikan harga nikel dan tembaga juga menolong ekonomi tumbuh. Namun demikian, tahun ini kemungkinan besar naiknya harga komoditas akan lebih rendah dibandingkan tahun 2017.

“Bahkan komoditas batubara malah akan terkoreksi. Harga di atas seratus kemungkinan besar akan terkoreksi mencapai US$ 75 per ton,” kata Dendi kepada Kontan.co.id, Rabu (17/1)

Oleh karena itu, dorongan sektor komoditas dalam mendorong pertumbuhan ekonomi tahun 2018 akan lebih kecil daripada tahun 2017.

Dendi menyatakan, kenaikan harga komoditas ini hanya momentum bagi Indonesia. Momentum ini tidak berarti apa-apa apabila industri pengolahan tidak didorong untuk membuat ekonominya berkelanjutan.

“Sejak tahun 2015 sudah terasa ekonomi melemah. Praktis karena ekonomi sangat tergantung dari harga komoditas yang tinggi,” ucapnya

Dengan demikian, menurut Dendi, industri pengolahannya harus didorong. Khususnya yang mengolah komoditas yang dihasilkan agar nilai tambahnya lebih tinggi.

“Momentum ini harus dimanfaatkan agar Indonesia optimal memperoleh manfaat dari kenaikan harga komoditas ini,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×