kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ditjen Pajak bakal lebih galak menagih pajak


Minggu, 23 November 2014 / 21:31 WIB
Ditjen Pajak bakal lebih galak menagih pajak
ILUSTRASI. Madu hitam


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Direktorat Jenderal Pajak bakal semakin tegas dalam menagih pajak ke wajib pajak (WP) demi memenuhi target penerimaan pajak naik Rp 600 triliun. Sesuai harapan Presiden joko Widodo (Jokowi) supaya potensi peningkatan penerimaan pajak tahun depan mencapai Rp 1.200 triliun.

Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro berpendapat bahwa kurangnya penerimaan pajak selama ini karena adanya keterbatasan mengumpulkan pajak. Bambang mengatakan bahwa selama ini realita yang terjadi adalah masalah mengumpulkan pajak dari orang pribadi. “Ada 5 juta wajib pajak badan tapi yang bayar cumin 500 ribu” ujar Bambang di Grand Sahid beberapa pekan ini.

Lebih lanjut Bambang menuturkan bahwa selain kelemahan penarikan pajak orang pribadi, penerimaan pajak badan juga acapkali mengalami masalah. Menurut Bambang, sebanyak ribuan perusahaan yang telah beroperasi lebih dari sepuluh tahun tidak pernah membayar pajak karena mengaku rugi. “Sejauh yang saya tau, kalau selama 5 tahun atau lebih, perusahaannya rugi terus mending tutup aja. Bukannya tutup malah anteng-anteng saja bahkan ekspansi” kata Bambang.

Penerimaan pajak yang masuk dalam APBN-P tahun 2014 sebesar Rp 1.072 triliun rupanya dinilai Bambang dapat terealisasi bila beberapa masalah keterbatasan mengumpulkan pajak dapat diatasi. Apalagi Bambang menjelaskan bahwa dengan penerimaan pajak yang membaik secara otomatis dapat mengurangi utang.

Fuad Rahmany, Direktur Jenderal Pajak menyatakan dengan target penerimaan pajak naik Rp 600 triliun oleh Jokowi, DJP optimis dapat mencapai target tersebut karena hingga saat ini penerimaan pajak sudah hampir mencapai Rp 1000 triliun. Namun, Fuad enggan mengatakan lebih rinci nilai penerimaan pajaknya.

Direktur Transformasi Proses Bisnis dan Humas DJP, Wahyu Tumakaka mengatakan yang paling penting dalam penerimaan pajak adalah kesadaran masyarakat untuk membayar pajak. Wahyu bilang, kalau masyarakat sudah sadar membayar pajak dengan melihat undang-undang yang tertera maka negara tidak akan mengalami kesulitan dalam penerimaan pajak.

Yustinus Prastowo, pengamat perpajakan mengatakan dengan target penerimaan pajak tahun depan, caranya adalah dengan meningkatkan tax base PPN, optimalisasi wajib pajak orang pribadi kaya dan PPh badan dengan pemeriksaan khusus. “dengan asumsi target tercapai 100%, paling naik Rp 100 triliun sudah bagus” ujar Prastowo kepada KONTAN. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×