kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Deflasi pekan ketiga Agustus diramal berlanjut


Selasa, 23 Agustus 2016 / 11:48 WIB
Deflasi pekan ketiga Agustus diramal berlanjut


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Bank Indonesia (BI) mencatat adanya penurunan harga-harga secara umum atau deflasi pada Agustus 2016 ini. Survei harga pekan ketiga Agustus 2016 yang dilakukan BI menunjukkan, indeks harga konsumen (IHK) mengalami deflasi 0,06%.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, hasil survei itu menunjukkan harga-harga di dalam negeri cukup stabil. Sebab, pada pekan pertama Agustus 2016, IHK juga menujukkan deflasi 0,06%. "Itu kabar yang baik," katanya, Senin (22/8).

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, berdasarkan trennya, inflasi pasca puasa dan lebaran selalu lebih rendah. Deflasi bisa terjadi karena pada musim puasa dan lebaran lalu, angka inflasi juga cukup rendah, yaitu 0,66% pada Juni dan 0,69% pada Juli 2016.

Oleh karena itu, inflasi setelah puasa dan lebaran tahun ini bisa lebih rendah dibanding periode yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. "Setelah libur lebaran sudah mulai turun harga. Jadi sampai Agustus nampaknya perkembangannya deflasi," katanya.

Berdasarkan survei BI, IHK pasca puasa dan lebaran tahun ini tergolong sangat rendah. Pasca puasa dan lebaran lima tahun ke belakang, IHK selalu mencatat inflasi dengan rata-rata 0,37%. Hanya pasca puasa dan lebaran tahun 2013, IHK tercatat deflasi 0,35%.

Begitu juga jika dibandingkan dengan IHK Agustus lima tahun ke belakang yang selalu mencatat inflasi dengan rata-rata mencapai 0,77%.

BI yakin, inflasi 2016 bisa berada di batas bawah kisaran target inflasi tahun ini sebesar 4% plus minus 1%. Sementara itu, berdasarkan roadmap, inflasi tahun depan ditargetkan berada di kisaran 4% plus minus 1% dan tahun 2018 sebesar 3,5% plus minus 1%.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Muhammad Faisal melihat inflasi rendah masih akan terjadi pada Agustus 2016, dengan angka 0,02%. Inflasi rendah terjadi karena fenomena La Nina belum berdampak terhadap harga pangan.

Menurutnya harga bahan pangan secara umum pada bulan ini turun.  "Sejauh ini yang kami pantau harga bahan pangan secara umum cenderung turun walaupun ada beberapa naik," katanya. Tekanan inflasi terjadi berasal dari komponen pendidikan.

Deflasi bisa saja terjadi di bawah 0,1% pada bulan ini, tergantung bagaimana penurunan harga bahan pangan mengkompensasi inflasi dari komponen pendidikan.

Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan melihat peluang deflasi pada Agustus 2016 ini cukup besar. Dengan demikian, peluang penurunan suku bunga 7Days Reverse Repo Rate dari 5,25% semakin besar.

"Kalau inflasi diproyeksikan di bawah 4% dengan perkiraan adanya kenaikan tarif tenaga listrik (TTL), berarti suku bunga 7-Day RRR diturunkan menjadi 5% masih bisa," katanya.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×