kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Defisit transaksi berjalan kuartal II capai 2,1%


Jumat, 14 Agustus 2015 / 18:55 WIB
Defisit transaksi berjalan kuartal II capai 2,1%


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA.Defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) kuartal kedua tahun ini lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sesuai dengan perkiraan Bank Indonesia.

Defisit transaksi berjalan pada kuartal II-2015 tercatat US$ 4,5 miliar atau 2,1% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara kuartal II-2014 lalu sebesar US$ 9,6 miliar atau 4,3% dari PDB.

Perbaikan kinerja ini ditopang perbaikan neraca perdagangan non-minyak dan gas (non-migas), akibat impor nonmigas yang turun tajam sebesar 15,8% year on year seiring dengan melambatnya permintaan domestik.

Ekspor non-migas memang mengalami penurunan juga yaitu 5,3%. Namun, secara riil, volume ekspor mengalami kenaikan 7,7% year on year.

Di sisi lain, defisit neraca perdagangan migas tercatat lebih rendah, didukung oleh menyusutnya impor minyak akibat penurunan konsumsi bahan bakar minyak (BBM). Hal ini merupakan dampak positif dari reformasi subsidi pemerintah ketika harga minyak terkoreksi tajam.

Perbaikan kinerja transaksi berjalan juga disumbang oleh berkurangnya defisit neraca jasa, didorong oleh menurunnya impor jasa pengangkutan (freight) yang mengikuti turunnya impor barang, serta menyusutnya defisit neraca pendapatan primer.

Penurunan defisit neraca pendapatan primer terutama didorong oleh menurunnya pembayaran dividen dan bagian laba investor asing, seiring dengan berkurangnya kepemilikan asing atas saham domestik dan melambatnya kinerja korporasi.

Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2015 menurun menjadi sebesar US$ 108,0 miliar. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara menyatakan, jumlah cadangan devisa ini masih cukup untuk membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri pemerintah selama 6,8 bulan dan masih berada di atas standar kecukupan internasional.

"Ke depan, BI akan terus mencernati risiko eksternal dan domestik yang dapat mengganggu upaya untuk menjaga defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat," kata Tirta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×