kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

China dan Jepang kurangi porsi dollar AS di cadev, bagaimana Indonesia?


Jumat, 19 Januari 2018 / 20:13 WIB
China dan Jepang kurangi porsi dollar AS di cadev, bagaimana Indonesia?


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan Amerika Serikat (AS) melaporkan, kepemilikan China terhadap obligasi AS, turun menjadi US$ 1,17 triliun di November 2017, dibanding bulan sebelumnya sebesar US$ 1,18 triliun. Sementara kepemilikan Jepang terhadap obligasi AS turun menjadi US$ 1,98 triliun di November 2017, terendah sejak Juni 2013.

International Monetary Fund (IMF) juga melaporkan porsi dollar AS di cadangan devisa (cadev) mata uang global menyusut pada kuartal ketiga tahun 2017 menjadi 63,5%. Jumlah tersebut menjadi yang terkecil sejak pertengahan 2014.

Bagaimana dengan Indonesia? Apakah Bank Indonesia (BI) turut mengurangi porsi dollar AS dalam cadev?

Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo mengatakan, informasi dan data tentang komposisi cadev bersifat rahasia. Yang jelas kata Dody, strategi pengelolaan devisa masing-masing bank sentral tergantung mandat pengelolaan, kondisi dan outlook pasar keuangan.

"Sebagian besar mengedepankan prinsip safety dalam arti dikelola secara aman karena merupakan devisa negara dan tidak untuk mengejar profit semata. Prinsip yang lain adalah liquid di mana setiap saat devisa dapat dicairkan untuk keperluan yang bersifat mendadak," kata Dody kepada KONTAN, Jumat (19/1).

Cadev Indonesia sendiri lanjut dia, hanya untuk memenuhi keperluan atau kebutuhan valas pemerintah. Misalnya, membayar kewajiban utang luar negeri.

Selain itu, "Juga untuk keperluan kebutuhan valas BI seperti intervensi jual valas dalam rangka stabilisasi nilai tukar. Tidak terkait dengan perdagangan dan investasi," tambah dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×