kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cerita wabah corona, Gubernur BI Perry Warjiyo: Saya emosional, pengin nangis


Rabu, 08 April 2020 / 21:22 WIB
Cerita wabah corona, Gubernur BI Perry Warjiyo: Saya emosional, pengin nangis
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan konferensi pers melalui fasilitas live streaming di Jakarta, Selasa (7/4/2020).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengaku sering terhanyut dalam emosi saat memikirkan perekonomian domestik yang terdampak oleh Covid-19.

"Saya emosional, pengin nangis ini. Malam tahajud, betul-betul mohon perlindungan. Allah Maha Besar, Maha Kuasa, Insya Allah bangsa kita selamat. Mohon maaf kalau agak sentimentil," ujarnya dalam rapat kerja bersama dengan Komisi XI DPR lewat video conference, Rabu (8/4).

Meski begitu, Perry juga meyakinkan bahwa saat ini dirinya beserta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh santoso, serta otoritas terkait selalu memantau perkembangan yang terjadi.

Tak tanggung-tanggung, Perry membeberkan koordinasi dilakukan di setiap akhir minggu secara intens. Ia pun menganalogikan penyebaran virus ini bagaikan air bah yang datang pada zamn Nabi Nuh.

Oleh karenanya, bank sentral serta pemerintah sedang membangun bahtera yang kuat agar Indonesia mampu melaluinya.

Tak ketinggalan, Perry juga memohon dukungan dan restu dari anggota dewan untuk bisa meracik pertahanan ekonomi yang mumpuni untuk menanggulangi permasalahan perekonomian di Indonesia.

"Kami mohon dukungan, kami membangun kapal dan beri kami waktu agar kapal kuat. Saya setiap hari benar-benar menangis dan berdoa karena isu ini kompleks. Ini betul-betul ikhtiar maksimal, makanya kami butuh dukungan," tambahnya.

Perry menambahkan, beberapa hal yang telah dilakukan pemerintah adalah dengan memberikan guyuran insentif dari sisi fiskal dan berbagai kebijakan. Yang teranyar, pemerintah menambah belanja dan pembiayaan untuk penanganan Covid-19 sebesar Rp 405,1 triliun.

Sementara, BI juga telah melakukan quantitative easing untuk menambah likuiditas dengan nominal hampir Rp 300 triliun. Ditambah, ada juga kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh OJK serta LPS yang mampu menguatkan kebijakan pemerintah dan bank sentral.

"Pokoknya kami memiliki plan A, plan B, plan C, bahkan plan D. Langkah-langkah ini kami diskusikan secara marathon. Kami mohon dukungan," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×