kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Biodiesel bisa jadi transisi


Rabu, 08 Agustus 2018 / 14:27 WIB
Biodiesel bisa jadi transisi


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Tri Adi

Wacana bauran minyak sawit dalam solar sebesar 20% (B20) untuk kendaraan bermesin diesel sebenarnya sudah lama mencuat. Pada 2008 silam, kondisi pasar crude palm oil (CPO) seperti tahun ini. Produsen CPO sulit menjual produk ke luar negeri dan harganya terbilang anjlok. Maka itu, muncul peta jalan penggunaan sawit untuk bahan bakar mesin kendaraan.

Namun saat harga sawit membaik, sejumlah produsen berbalik arah mengekspor CPO mentah ke negara lain. Akibatnya harga biodiesel dalam negeri menjadi mahal dan peta jalan biodiesel kembali tidak jelas.

Dari sisi teknis mesin, memang masih banyak isu dalam penggunaan biodiesel yang bisa menjadi tantangan. Misalnya, karakter biodiesel yang mempunyai kemampuan seperti detergen. Alhasil, kendaraan yang sudah terbiasa menggunakan solar akan mengalami kerusakan filter jika beralih ke biodiesel. Kalau untuk kendaraan baru sih, tidak masaalah.

Selain itu, biodisel memiliki cetane number yang tinggi. Positifnya adalah kualitas bahan bakar itu baik. Namun di sisi lain bisa menurunkan nilai kalor. Jadi, kendaraan biodiesel bakal lebih boros.

Hanya perlu diingat, teknologi itu terus mencari solusi. Setelah B20, akan menyusul teknologi untuk biofuel 100% (B100) yang mengusung teknologi sama dengan fuel oil. Berbeda dengan B20, B100 tidak akan mengganggu kondisi teknis dari kendaraan bermotor, mesin pembangkit dan mesin lain.

Teknologi B100 tersebut bahkan sudah terbukti lebih ramah lingkungan dibandingkan EURO 4. Jadi kalau semua ujicoba berhasil, tinggal mencari investor baru saja yang bersedia masuk ke bisnis tersebut.

Menurut saya, teknologi biodiesel bisa menjadi solusi transisi antara mobil bensin dan mobil listrik yang ditargetkan pemerintah terealisasi pada tahun 2025. Saat ini, harga jual mobil listrik masih mahal. Sementara, Indonesia punya sumber daya sawit yang melimpah yang bisa dimanfaatkan untuk kemajuan industri otomotif Tanah Air.•

Tri Yuswidjajanto
Ahli Bahan Bakar ITB

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×