kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI memperkirakan defisit transaksi berjalan tahun 2020 di bawah 1,5% dari PDB


Senin, 28 Desember 2020 / 07:10 WIB
BI memperkirakan defisit transaksi berjalan tahun 2020 di bawah 1,5% dari PDB


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) di sepanjang tahun 2020 akan berada di bawah 1,5% dari produk domestik bruto (PDB). 

“Defisit transaksi berjalan yang tetap rendah didorong oleh surplus neraca barang yang terus berlanjut,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo beberapa waktu lalu. 

Seperti yang telah diketahui, neraca perdagangan pada bulan November 2020 kembali mencetak surplus sebesar US$ 2,61 miliar. 

Dengan kondisi tersebut, neraca perdagangan Indonesia telah mencetak surplus selama tujuh bulan berturut-turut sejak Mei 2020 dan di sepanjang tahun berjalan, neraca perdagangan telah surplus US$ 19,66 miliar. 

Sejalan dengan itu, BI juga memperkirakan kalau surplus neraca modal dan finansial akan meningkat, seiring dengan aliran masuk modal asing yang berlanjut. 

Baca Juga: Demi tekan CAD, Ahok beberkan sejumlah solusi sektor migas

Hal ini terlihat dari investasi portofolio yang mencatat net inflow sebesar US$ 2,54 miliar pada periode Oktober hingga 15 Desember 2020. 

“Bahkan ke depan, aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik diperkirakan akan kembali meningkat sejalan dengan daya tarik aset keuangan domestik yang tinggi, keyakinan investor yang terjaga, dan likuiditas global yang besar,” tambah Perry. 

Lalu, posisi cadangan devisa juga diperkirakan akan tetap memadai. Ini juga terlihat dari posisi cadangan Indonesia pada akhir November 2020 yang sebesar US$ 133,6 miliar. 

Perkembangan posisi cadangan devisa ini dipengaruhi oleh penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, penerimaan pajak dan devisa migas, serta pengeluaran untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah. 

Akan tetapi, posisi cadangan devisa tersebut masih setara dengan 9,9 bulan impor atau 9,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standard kecukupan internasional yang sekitar 3 bulan impor. 

Selanjutnya: Jokowi: Indonesia masih tertinggal dalam menangkap peluang ekspor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×