kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BASF kian gencar garap sektor pertanian


Rabu, 15 Maret 2017 / 23:13 WIB
BASF kian gencar garap sektor pertanian


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Yudho Winarto

MALANG. Produsen bahan kimia asal Jerman, Badische Anilin und Soda Fabrik atau lebih dikenal dengan BASF, semakin gencar menggarap sektor pertanian dan perkebunan. Kurang lebih ada 30 peneliti di Asia Pasifik mengikuti diskui penelitian Top Ciencia, Malang.

Produsen bahan kimia asal Jerman, Badische Anilin und Soda Fabrik atau lebih dikenal dengan BASF, makin agresif untuk mengembangkan usahanya di bidang pertanian dan perkebunan. Demi meningkatkan kualitas pangan, BASF menggandeng kurang lebih 30 peneliti dari India, China, Indonesia, Jepang, Malaysia, Vietnam, dan Thailand.

"Diadakannya diskusi penelitian untuk mengetahui masalah di bidang pertanian yang akan meningkatkan kualitas pangan masyarakat," ucap Edson Begliomini, Head R&D, BASF Asia Pacific, Rabu (15/4).

Acara keenam yang diadakan di The Singhasari Resort, Batu, Malang, ini menggelontorkan biaya investasi € 400 juta atau sekitar Rp 52 miliar untuk penelitian di seluruh dunia. Selain peneliti Indonesia dari Universitas Brawijaya dan Universitas Gajah Mada, beberapa peneliti dari Malaysia dan Vietnam pun turut hadir dalam Top Ciencia.

Tran Thi My Hanh, Southern Holticultural Researcher Institute, bilang peneliti longan di Vietnam kerap mengalami efek serangan LWB yang menghancurkan tanaman. Untuk bisa mengatasi dan mengontrol nutrisi tumbuhan, Tran menggunakan kabrio atau headline 250 ec pada tanaman.

Petani cabai di Kediri, Hariyanto, juga bercerita bahwa komoditas cabe merah kerap terkena penyakit atraknos. Agar panen satu kilo, Hariyanto menggunakan pupuk kandang dengan tambahan kabrio.

Untuk lebih menghasilkan dan meningkatkan hasil pertanian dan perkebunan, BASF berencana untuk menggandeng peneliti di Myanmar dan Kamboja. "Fokus membangun penelitian yang menguntungkan petani dan meningkatkan pangan di Asia, rencana akan bangun penelitian di Myanmar dan Kamboja," sebut Leon van Mullekom, Business Area Director, Crop Protection ASEAN BASF. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×