kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AIIB, Bank Dunia pinjami Indonesia US$ 433 juta


Rabu, 13 Juli 2016 / 15:46 WIB
AIIB, Bank Dunia pinjami Indonesia US$ 433 juta


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Badan Direksi Bank Dunia dan Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) menyetujui untuk memberikan pendanaan sebesar US$ 433 juta atau masing-masing US$ 216,5 juta sebagai untuk perbaikan infrastruktur pemukiman kumuh di Indonesia. Skema pembiayaan bersama pertama antara kedua lembaga pembiayaan global ini diharapkan memberikan manfaat untuk masyarakat miskin di seluruh pelosok Indonesia.

Pendanaan tersebut dalam rangka mendukung Program Nasional Kota Tanpa Kumuh atau KOTAKU, yang merupakan sebuah platform kerjasama nasional yang dibiayai berbagai sumber, termasuk pemerintah daerah dan pemerintah pusat, sektor swasta, masyarakat, juga bank pembangunan multi-lateral.

Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves mengatakan, sekitar 29 juta penduduk Indonesia hidup di pemukiman kumuh karena keterbatasan pelayanan dasar.

Bahkan, 11 juta penduduk diantaranya tidak memiliki akses ke sanitasi dan 9 juta penduduk tidak punya akses memadai air bersih sehingga terdapat masyarakat miskin perkotaan yang membayar air lebih mahal sekitar 10 atau 30 kali lipat dibandingkan rumahtangga mampu yang mendapatkan sumber air dari PAM.

Oleh karena itu menurutnya, penanggulangan keterbatasan infrastruktur dan pelayanan dasar penting dilakukan untuk mengentaskan kemiskinan, meredam ketimpangan, dan meningkatkan kemakmuran di Indonesia.

“Proyek peremajaan kawasan kumuh akan memperbaiki taraf hidup jutaan rakyat miskin Indonesia di daerah perkotaan dan mendukung Indonesia mencapai potensinya untuk pertumbuhan yang lebih tinggi,” kata Chaves dalam resmi yang diterima KONTAN, Rabu (13/7).

Pemerintah Indonesia menyediakan sebagian besar pendanaan sebesar US$ $1,3 miliar untuk periode 2015-2019. Program lima tahun yang akan dijalankan di 154 kota ini juga didukung secara paralel melalui pembiayaan oleh Bank Pembangunan Islam (IsDB).

Pemerintah Australia melalui Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) juga telah memberikan dukungan teknis kepada program ini melalui skema terpisah.

Menurut Ketua Tim Bank Dunia George Soraya, program pemerintah ini bisa menjadi sebuah jalan keluar untuk membuat kawasan perkotaan menjadi lebih inklusif. Namun pendekatan ini memerlukan usaha dari banyak pemangku kepentingan dan juga beberapa sumber pendanaan.

“Komunitas yang tinggal di daerah kumuh tidak serta merta menikmati pertumbuhan kota. Mereka tidak terlibat dalam perekonomian formal maupun tempat tinggal yang aman dan terjangkau. Mereka juga cenderung lebih rentan terhadap bencana alam seperti banjir,” kata George Soraya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×