kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Waspada, kelesuan ekonomi bisa berlanjut


Jumat, 22 Mei 2015 / 07:01 WIB
Waspada, kelesuan ekonomi bisa berlanjut


Reporter: Adi Wikanto, Margareta Engge Kharismawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Bersiaplah menghadapi kenyataan pahit! Ekonomi kita belum akan bergulir kencang kuartal dua tahun ini. Sebab, penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 masih minim.

Memasuki pertengahan bulan Mei atau tepatnya 15 Mei, realisasi belanja negara baru 27,24% dari total anggaran. Parahnya, realisasi belanja modal yang diharapkan bisa menjadi katalis ekonomi juga mini, cuma Rp 10,20 triliun atau baru 3,7% dari total belanja negara Rp 275,80 triliun.

Realisasi belanja modal ini lebih rendah dari periode yang sama tahun 2014 yang mencapai Rp 16,7 triliun atau 9,07% dari target APBN 2014 sebesar Rp 184,2 triliun. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro beralasan, rendahnya penggunaan belanja modal terjadi lantaran perubahan nomenklatur dan restrukturisasi organisasi di sejumlah kementerian. Utamanya di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) yang selama ini menyerap belanja modal modal terbesar.

Dengan jatah anggaran sebesar Rp 118 triliun, belanja modal Kementerian PU Pera baru Rp 7,68 triliun di 20 Mei. Meski begitu, Menkeu yakin, ke depan, realisasi belanja modal pemerintah akan naik pesat. "Reorganisasi di sejumlah kementerian akan segera selesai," tandas Bambang, Kamis (21/5).

Apalagi, sejumlah kementerian/lembaga juga sudah menuntaskan dokumen daftar isian pengguna anggaran atau DIPA. Sejumlah kementerian juga sudah selesai melelang sejumlah proyek. Di Kementerian PU Pera, semisal, 40% proyek sudah selesai dilelang. Adapun 35% lainnya kini dalam status lelang.

Menteri PU-Pera Basuki Hadimuljono menambahkan, instansinya sudah menyerahkan kontrak proyek infrastruktur senilai Rp 50,6 triliun ke pemenang dan pelaksana proyek. Kontrak terbesar pembangunan jalan dan jembatan Rp 24,5 triliun, diikuti sarana air, bendungan, irigasi dan air minum dan sanitasi. Adapun, proyek Rp 20 triliun dalam proses lelang dan proyek Rp 15 triliun akan segera dilelang.

"Akhir triwulan II, serapan belanja mudah-mudahan bisa sampai 15%," ujar Basuki.

Namun, membangun ekonomi tidak bisa dilakukan sekejap. Jika kukuh mengejar pertumbuhan di atas 5% di kuartal II, waktu yang tersisa satu setengah bulan ini harus dimanfaatkan dengan mempercepat belanja.

"Pemerintah juga harus hati-hati dalam membuat kebijakan," ujar ekonom LPS Doddy Ariefianto. Jangan membuat kebijakan yang bisa menekan daya beli dan pelaku usaha

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×