kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tren penyerapan tenaga kerja dari investasi semakin rendah


Kamis, 03 Mei 2018 / 19:06 WIB
Tren penyerapan tenaga kerja dari investasi semakin rendah
ILUSTRASI. Edy Putra Irawady


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Serapan tenaga kerja dari investasi langsung terlihat semakin rendah. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, dengan realisasi investasi sebesar Rp 185,3 triliun pada kuartal I-2018, serapan tenaga kerja dari kegiatan investasi hanya 201.239 orang.

Jumlah itu menjadi yang terendah sejak triwulan I-2017. Pada triwulan I-2017, serapan tenaga kerja dari investasi langsung tercatat 194.134 orang. Pada triwulan II-2017 345.323 orang, triwulan III-2017 286.497 orang, dan triwulan IV-2017 350.399 orang.

Bahkan, dibandingkan dua tahun lalu, pada triwulan I-2018 juga rendah serapan tenaga kerjanya di mana triwulan I-2016 pernah 327 ribu orang dan 2015 315 ribu orang terserap.

Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Edy Putra Irawady mengatakan, serapan tenaga kerja dari investasi memang turun. Ia melihat, ada dua problem utama rendahnya serapan tenaga kerja.

“Faktor pertama, penggunaan teknologi dalam kegiatan ekonomi saat ini,” kata Edy kepada Kontan.co.id, Kamis (3/5).

Selain itu, kedua, ada peralihan sektor penggerak ekonomi. Dulu, kebanyakan proyek ada di sektor primer seperti kebun, tambang, dan lain-lain. “Sekarang, banyak sektor secondary dan tersier. Misal, logistik, e-commerce, dan jasa-jasa yang kurang banyak tenaga kerja,” jelasnya.

Sebelumnya, BKPM menyampaikan bahwa untuk menanggapi kondisi perekonomian secara eksternal yang tengah bergejolak, dua hal terpaksa dilakukan untuk merespon faktor eksternal ini.

Pertama, yakni lebih fokus kepada investasi megaproyek yang bernilai investasi besar. Dengan demikian, bisa berkontribusi besar untuk realisasi investasi sampai akhir tahun.

Kedua, menggenjot investasi di Pulau Jawa. Sebab, menurut Thomas, realisasi investasi di Jawa lebih mudah dilakukan ketimbang di daerah luar Jawa. Terutama yang sektornya e-commerce dan ekonomi digital.

Dengan fokus tersebut, maka imbasnya penyerapan tenaga kerja juga berpotensi semakin turun. Namun, Edy menyatakan bahwa tak perlu ada kekhawatiran.

“Mega proyek akan menciptakan kegiatan usaha ikutan yang menbah tenaga kerja. Kalau e-commerce akan banyak menghasilkan entrepreneur atau self-employed baru yang akan mengurangi pengangguran secara masif,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×