Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Naiknya peringkat utang Indonesia ke level layak investasi atau investment grade dari lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's (S&P) menguntungkan Indonesia. Tak hanya hot money yang kian banyak, risiko utang Indonesia pun semakin mengecil. Otot rupiah pun semakin kokoh belakangan ini.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, perlu upaya terobosan untuk tetap menjaga bahkan meningkatkan investment grade yang sekarang ini telah diperoleh. Menurutnya, paling tidak ada tiga hal yang harus dilakukan.
“Pertama adalah melanjutkan implementasi reformasi fiskal. Pemerintah perlu meningkatkan penerimaan sehingga menjaga defisit fiskal agar utang publik dan beban bunga dapat dikendalikan,” kata Agus saat rapat bersama pemerintah dan Badan Anggaran (Banggar) DPR di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (7/7).
Kedua, Agus melanjutkan, pemerintah perlu untuk terus menjaga ketahanan sektor eksternal, antara lain mengelola utang luar negeri (ULN) yang sehat dan berkesinambungan, memperkuat implementasi menajamen ULN, memperkuat line of defence baik itu cadangan devisa atau bilateral swap.
Juga menurutnya, pemerintah perlu menjaga implementasi kebijakan makro ekonomi yang kredibel melalui bauran kebijakan fiskal dan moneter dan kebijakan reformasi struktural.
“BI menghargai upaya pemerintah yang telah dilakukan saat ini, dan ini ditandai dengan 15 paket kebijakan yang sudah ada,” ucap dia.
Terakhir, menurut Agus, pemerintah perlu megupayakan perbaikan human development index (IPM), “Itu dari sisi kesehatan, pendidikan, karena kalau ingin meningkatkan rating, mereka menyoroti ini,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
