kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Target pertumbuhan ekonomi 2017 berpotensi meleset


Jumat, 09 Desember 2016 / 08:00 WIB
Target pertumbuhan ekonomi 2017 berpotensi meleset


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Potensi melesetnya sejumlah asumsi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2017 makin besar. Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) memproyeksikan, asumsi makro yang terancam meleset adalah laju inflasi, pertumbuhan dan nilai tukar rupiah.

Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro bilang, beberapa isu global yang menjadi perhatian adalah dampak terpilihnya Trump menjadi Presiden AS, pelambatan ekonomi China dan kondisi Eropa. Dari hal itu, menurut Bambang pelambatan ekonomi China memberikan pengaruh paling besar bagi Indonesia.

China saat ini tengah dihadapkan pada masalah tingginya kredit macet. Hal itu akibat besarnya investasi perusahaan BUMN yang dibiayai utang. Oleh karenanya, China akan melonggarkan target pertumbuhan, agar tidak terjadi hard landing alias pelambatan ekonomi tiba-tiba.

Tahun ini, pertumbuhan ekonomi China diperkirakan melambat 0,03%. Menurut hitung-hitungan Bappenas, pelambatan itu akan membuat pertumbuhan ekonomi RI lebih rendah 0,72% dari target.

Itu belum memperhitungkan dampak rencana kebijakan AS yang lebih proteksionis dan upaya mendorong defisit anggaran lebih besar. Kebijakan ini akan membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih rendah 0,41%.

Selain faktor luar, masalah datang dari dalam negeri, seperti pelambatan aktivitas sektor swasta. Ini ditunjukkan dengan peningkatan kredit bermasalah. "Jika NPL makin tinggi pertumbuhan ekonomi bisa lebih rendah 0,34%," kata Bambang, Kamis (8/12).

Pola penyerapan anggaran yang menumpuk di akhir tahun juga akan menggerus potensi pertumbuhan ekonomi. Menurut perhitungan Bappenas dengan pendekatan Oxford Economics Model dan Q-Monash Model, semakin merata penyerapan anggaran maka dampak ke pertumbuhan ekonomi semakin baik.

Bambang bilang, jika penyerapan anggaran menumpuk di akhir tahun menyebabkan pertumbuhan ekonomi lebih rendah 0,47% dari target. Seperti diketahui, dalamĀ  APBN 2017, pertumbuhan ekonomi ditargetkan 5,1%. "Jika serapan anggaran merata 25% per kuartal, pertumbuhannya sesuai baseline 5,1%," katanya.

Walau ada potensi melesetnya asumsi makro, Bambang bilang, pemerintah belum akan segera merevisi target APBN 2017. Sebab, belum ada perubahan yang drastis di sisi penerimaan negara, sehingga mengancam realisasi dan postur anggaran.

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani juga meminta agar jangan terburu-buru menyampaikan bahwa APBN 2017 sudah meleset, apalagi tahun 2017 belum berjalan. Namun dia mengakui berbagai kebijakan yang terjadi di tingkat global mengancam eksistensi APBN 2017. Salah satunya pemangkasan produksi minyak mentah dunia oleh OPEC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×