kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Target optimistis RAPBN 2019


Rabu, 06 Juni 2018 / 06:29 WIB
Target optimistis RAPBN 2019
ILUSTRASI. Menkeu Sri Mulyani


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah dan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyepakati sejumlah asumsi makro untuk tahun 2019. Kesepakatan ini akan menjadi modal dalam pembahasan Rancangan Anggaran Pendapan dan Belanja Negara (APBN) 2019 di Badan Anggaran DPR.

Asumsi pertumbuhan ekonomi pada tahun depan disepakati sebesar 5,2%–5,6%. Angka ini lebih rendah dari yang diajukan pemerintah, yakni 5,4%–5,8%. "Memang akan paling banyak di lower end yaitu 5,2%–5,6%. Jadi saya tidak masalah kalau segitu," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja membahas penyusunan RAPBN 2019 bersama Komisi XI di Gedung DPR RI, Selasa (5/6).

Sri Mulyani menjelaskan, target pertumbuhan ekonomi tahun depan lebih tinggi juga didasarkan pada pertimbangan perkembangan ekonomi tahun ini. Dia bilang, laju pertumbuhan ekonomi tahun 2018 minimal 5,18% dan maksimal tumbuh 5,2%.

Pada tahun ini, pendorong utama pertumbuhan ekonomi adalah konsumsi rumah tangga yang kan tumbuh 4,95%, sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Sedangkan konsumsi masyarakat pada tahun depan akan terdorong oleh momentum pemilu dan pemilihan presiden (pilpres).

Investasi juga meningkat dengan pertumbuhan di atas 7% tahun ini. Pemerintah meyakini, investasi dari sektor swasta terutama manufaktur masih akan meningkat tahun depan. Terutama di sektor kimia dan makanan minuman, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi.

Untuk asumsi nilai tukar rupiah pada tahun depan, pemerintah dan Komisi XI sepakat mematok di level Rp 13.700 hingga Rp 14.000 per dollar AS. Proyeksi ini sesuai dengan asumsi yang diajukan oleh pemerintah tetapi sedikit di bawah perkiraan Bank Indonesia (BI). BI memperkirakan pergerakan rupiah pada tahun 2019 sebesar Rp 13.700–Rp 14.100 per dollar AS.

"Kenaikan suku bunga The Fed masih ada tahun depan. Lalu kurs ini refleksi dari current account balance. Tapi kami sependapat. Kami juga akan melakukan stabilisasi sehingga range itu merefleksikan faktor negatif maupun positif bagi kurs kita," jelas Gubernur BI Perry Warjiyo di lokasi yang sama.

Anggota Komisi XI dari fraksi Nasdem Johnny G Plate menyatakan, secara keseluruhan, proyeksi pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan pemerintah dalam rancangan APBN 2019 cenderung ambisius. Sebab, pada tahun depan Indonesia masih bakal dihadapkan oleh beberapa tantangan. Misalnya, risiko dari perdagangan dunia, yakni proteksionisme di sejumlah negara, normalisasi kebijakan moneter di AS, dan situasi geopolitik luar negeri.

"Asumsi makro ini luar biasa optimistiknya. Tapi memang tantangan yang luar biasa juga," kata Johnny.

Anggota Komisi XI dari Fraksi Golkar Elviana berharap pemerintah serius dengan target-target asumsi makro. Pasalnya, selama ini pemerintah selalu mematok asumsi makro dengan target optimistis, tapi realisasinya selalu di bawah target.

Tahun ini misalnya, target pertumbuhan ekonomi di asumsi makro sebesar 5,4%. Namun, hingga kuartal I-2018 ekonomi hanya tumbuh sebesar 5,06%.

"Kenapa asumsi yang disusun tim ekonomi komisi XI ini selalu meleset? Tidak pernah tercapai. Apakah tidak meninjau langsung ke lapangan?" kata Elviana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×