kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tambal defisit dengan SBN rupiah


Selasa, 20 Juni 2017 / 17:04 WIB
Tambal defisit dengan SBN rupiah


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemkeu) mendeteksi adanya pelebaran defisit anggaran tahun ini sebesar Rp 30 triliun-Rp 37 triliun menjadi Rp 367 triliun-Rp 370 triliun, atau 2,6% dari produk domestik bruto (PDB). Rencananya, angka ini akan diajukan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2017.

Dengan pelebaran defisit dari yang sebelumnya sebesar Rp 330 triliun atau 2,41% dari PDB tersebut, otomatis pemerintah harus menambah pembiayaan. Tambahan pembiayaan tersebut kemungkinan besar berasal dari tambahan penerbitan surat berharga negara (SBN).

Dengan demikian, pemerintah memiliki tiga opsi tambahan penerbitan SBN, yaitu memperbesar penerbitan SBN berdenominasi euro (euro bond) yang rencananya diterbitkan Juli nanti, atau memperbesar penerbitan SBN rupiah, baik melalui penerbitan SBN ritel atau lelang SBN rutin.

Direktur Strategis dan Portofolio Utang Direktorat Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Scenaider Siahaan mengatakan, strategi penerbitan SBN nantinya tergantung pada kondisi pasar. Menurutnya, tambahan penerbitan SBN ritel dimungkinkan bila minat investor besar. Sementara penerbitan SBN berdenominasi valas termasuk euro bond, diakuinya hanya sebagai pelengkap pembiayaan.

Meski demikian, pemerintah mensinyalkan melakukan penambahan penerbitan SBN untuk lelang rutin. "Utamanya lelang biasa karena sudah terjadwal. Nanti peluang (tambahan penerbitan SBN) ritel baru bisa kita tahu setelah masa bookbuilding," kata Scenaider kepada KONTAN, Selasa (20/6).

Untuk diketahui, dalam APBN 2017 pemerintah menargetkan penerbitan SBN bruto sebesar Rp 684,83 triliun. Adapun realisasinya hingga akhir April lalu mencapai Rp 308,43 triliun atau 54,04% dari target.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu Robert Pakpahan mengatakan, porsi penerbitan SBN valas mencapai 25% dari total target tersebut. Ia juga bilang, porsi SBN valas bisa ditingkatkan hingga 30% dari total target. Dengan demikian, sisanya merupakan SBN dalam denominasi rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×