kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sudah setengah tahun BI pertahankan bunga acuan


Kamis, 20 April 2017 / 18:47 WIB
Sudah setengah tahun BI pertahankan bunga acuan


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) dalam rapat dewan gubernur (RDG) yang digelar 18 dan 20 April 2017 memutuskan untuk kembali mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (RRR) di level 4,75%. BI juga mempertahankan suku bunga deposit facility di level 4% dan lending facility di level 5,5%.

Bulan ini, menjadi bulan keenam bagi bank sentral menahan suku bunga acuannya. Terakhir kali, BI 7 Day Reverse Repo Rate mengalami perubahan pada 20 Oktober 2016, turun dari 5% menjadi 5,75%.

"Keputusan tersebut konsisten dengan upaya BI dalam menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan dengan tetap mendorong berlanjutnya proses pemulihan perkonomian demestik," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara saat konferensi pers di kantornya, Kamis (20/4).

Tirta menyatakan, perekonomian global diperkirakan membaik yang ditopang oleh ekonomi Amerika Serikat sejalan dengan ketenagakerjaan yang positif dan investasi di sektor ekonomi; ekonomi Eropa yang ditopang perbaikan konstruksi dan ekspor; serta ekonomi China yang ditopang oleh konsumsi dan investasi infrastruktur.

Walaupun harga komoditas minyak mentah dunia tetap tinggi, pihaknya memperkirakan inflasi global tetap terkendali.

Namun, bank sentral melihat masih adanya risiko yang datang dari global, yaitu wacana penurunan besaran neraca Bank Sentral AS (The Fed) dan dampaknya terhadap pasar keuangan global. Tak hanya itu, pihaknya juga masih mencermati kelanjutan kenaikan suku bunga acuan The Fed serta geopolitik yang terjadi di beberapa kawasan.

Sementara risiko yang datang dari domestik, yaitu terkait dengan penyesuaian administered prices dan dampaknya terhadap inflasi nasional di tahun ini. Bank Sentral juga mencermati risiko karena masih berlanjutnya konsolidasi korporasi dan perbankan yang menyebabkan belum optimalnya dampak sitimulus perekonomian.

"Maka BI senantiasa mengoptimalkan bauran kebijakan moneter, makroprudensial dan sistem pembayaran guna menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Kami melanjutkan koordinasi dengan pemerintah fokus jaga inflasi agar tetap berada pada kiraran sasaran dan melanjutkan program reformasi struktural untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×