kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Stop rusuh atau ekonomi lumpuh


Sabtu, 05 November 2016 / 15:05 WIB
Stop rusuh atau ekonomi lumpuh


Reporter: Dede Suprayitno, Ramadhani Prihatini, Umi Kulsum | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Demonstrasi besar yang sejak siang hingga sore berlangsung damai, akhirnya ricuh. Sebelumnya ada peluang demonstrasi berakhir damai, setelah perwakilan demonstran bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla.  Kalla menegaskan kasus dugaan penistaan Al-Quran oleh Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaya Purnama selesai dua pekan.

Usai petemuan, keadaan justru memanas. Terjadi aksi lempar botol air mineral, hingga batu bata. Suasana bertambah ricuh. Massa menyerang polisi bertameng yang membuat barikade. Dua truk polisi dibakar. Polisi lalu menembakkan gas air mata.

Belasan bus pengangkut massa pendemo yang siap pulang berhamburan dari bus lalu mengayunkan kaki kembali ke istana. Melihat massa mendekat, polisi mulai menembakkan air dengan kendaraan water cannon. Tembakan air untuk menghalau para pendemo yang mulai mendekati istana.

Selain di istana, kerusuhan terjadi di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara. Ada minimarket dirusak. Sempat pula terjadi kericuhan singkat di kawasan Cideng.

Keadaan mereda menjelang pukul 9 malam. Ini setelah Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menenangkan massa di istana.

Setelah tenang, ratusan massa bergerak ke Gedung DPR Senayan. Lantaran tak bisa menemui presiden, massa ke DPR untuk menyampaikan aspirasi mereka.  Bisa jadi, langkah ini akan memanaskan situasi politik di Tanah Air.

Yang terang, sejumlah pengusaha dan pengelola kawasan bisnis dan perdagangan sudah mengantisipasi potensi kerusuhan itu. Maka, kemarin pusat perdagangan grosir Pasar Tanah Abang Jakarta Pusat sebagian tutup. Begitu juga beberapa mal, salah satunya Season City, di Jakarta Barat, serta pusat perniagaan  Glodok.

Hery Supriyatna, Manajer Promosi Pasar Tanah Abang Blok A mengatakan, pada Jumat (4/11) terjadi penurunan transaksi perdagangan di Blok A. Hanya 300 dari 6.000 kios di Blok A yang buka.

Ia menyatakan, transaksi terdorong makin sepi karena pengunjung yang tidak berani datang. Padahal pada November ini seharusnya Tanah Abang dalam siklus perdagangan membaik pasca terpuruk sejak Agustus-Oktober lalu. "Sepi hari ini, hanya sekitar 300 unit kios yang buka. Pengunjung sepi," kata Hery, kepada KONTAN, Jumat (4/11).

Akbar Maluna (45) seorang pedagang pakaian di Blok F, menyatakan, kondisi perputaran uang, pada saat demonstrasi sangat menyedihkan. Ia yang biasanya bisa mengantongi Rp 7 juta-Rp 10 juta per hari, kemarin hanya memegang Rp 700.000 hasil transaksi. "Hari ini sepi banget," kata Akbar.

Mengutip situs www.jakarta-tourism.go.id, di Pasar Tanah Abang sedikitnya terdapat 13.000 toko yang berjualan setiap hari. Bila minimal transaksi Rp 10 juta,  bisa dirata-ratakan transaksi di pasar tekstil terbesar di Asia ini menyentuh Rp 130 miliar per hari. Namun kemarin, limpahan cuan itu tak nampak. Transaksi diperkirakan hanya Rp 13 miliar.

Sementara , Haji Nanang, salah satu pedagang kaki lima mengatakan, hampir seluruh toko di Glodok tutup. Ketua Aprindo Roy N Mandey bilang, peritel masih membuka gerai, meski ada demonstrasi. Berkurangnya transaksi sudah risiko. "Saya berharap aksi unjuk rasa berjalan aman," ujarnya.

Head of Investor Relation Agung Podomoro Land Wibisono, mengakui terjadi penurunan pengunjung sejumlah pusat perbelanjaan yang dikelola perusahaannya. "Ada penurunan, tapi kami belum bisa memberikan persentase penurunannya," kata Wibisono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×