kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,27   -11,24   -1.20%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani: Pelemahan konsumsi Q3 anomali


Rabu, 08 November 2017 / 15:03 WIB
Sri Mulyani: Pelemahan konsumsi Q3 anomali


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga kuartal ketiga 2017 tercatat melemah menjadi 4,93% year on year (YoY), dibanding kuartal sebelumnya yang sebesar 4,95% YoY. Bahkan, pertumbuhan ini menjadi pertumbuhan konsumsi rumah tangga terendah sejak kuartal ketiga 2011.

Hal ini menyebabkan, pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga 2017 hanya mencapai 5,06%, dengan akumulasi pertumbuhan ekonomi Januari-September 2017 sebesar 5,03%. Angka ini tentunya masih cukup berat untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 2017 sebesar 5,2%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut, kondisi ini anomali. Sebab, pelemahan terjadi justru saat inflasi rendah. Inflasi tahun kalender Januari–Oktober 2017 tercatat sebesar 2,67%.

"Ini ada satu anomali. Ini memang ada indikasi terhadap pertumbuhan, terutama upah di pertanian dan konstruksi yang tidak meningkat. Ini menjadi sesuatu yang perlu dipelajari," kata Sri Mulayni saat ditemui di Kantor Pusat Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Rabu (8/11).

Di sisi lain, Sri Mulyani melihat daya beli kelompok masyarakat dengan penghasilan tinggi tidak bermasalah. Sebab, jumlah tabungan di perbankan yang nominalnya lebih dari Rp 5 miliar juga meningkat.

Optimisme konsumen yang tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berdasarkan hasil survei Bank Indonesia (BI), juga masih tinggi, yakni di atas 100. Meski di Oktober melemah ke level 120,7.

"Ini berarti masalah apakah mereka berubah dari sisi pola konsumsi dan perubahan itu belum terekam dari seluruh konsumsi yang dicatat BPS. Jadi ada yang enggak ketemu di sini," tambah Sri Mulyani.

Menurut Sri Mulyani, hal ini akan terus menjadi perhatian pemerintah. Pemerintah lanjut dia, akan terus melakukan pembahasan mengenai hal ini.

Meski demikian, kinerja investasi yang tercatat sebesar 7,11%, ekspor 17,27%, dan impor 15,09% menunjukkan tingkat kepercayaan para pelaku usaha. Pemerintah berharap, momentum tersebut akan terus terjaga.

"Saya berharap momentum itu akan terus terjaga dan pemerintah akan bekerja keras agar momentum positif dari para pelaku usaha akan terus berjalan sampai kuartal keempat dan 2018," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×