kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani pantau keuangan BUMN konstruksi & PLN


Senin, 27 November 2017 / 22:09 WIB
Sri Mulyani pantau keuangan BUMN konstruksi & PLN


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah menaiknya pendapatan kontrak yang berlipat ganda hingga mencapai angka triliunan, emiten sektor konstruksi dilanda isu perubahan pendanaan yang menekan harga saham sektor ini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pihaknya bersama  dengan BI, OJK, dan LPS terus lakukan monitoring status dari perusahaan-perusahaan tersebut.

“Baik itu yang melakukan konstruksi yang membangun infrastruktur, dan bahkan juga jasa keuangan yang beri pinjaman pada mereka,” katanya di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Senin (27/11).

Dalam hal ini, yang dimaksud Sri Mulyani adalah melihat neraca masing-masing perusahaan berdasarkan kapasitas mereka dalam melakukan capex atau belanja modal dalam rangka untuk bisa jalankan program-program infrastruktur.

Ia mengatakan, dalam dua tahun terakhir, ada penanaman modal negara di berbagai institusi tersebut yang diharapkan bisa menopang kemampuan perusahaan-perusahaan pelat merah tersebut.

Selain perusahaan konstruksi, ia juga melihat neraca perusahaan utility dalam hal ini adalah PLN, agar tetap mampu untuk bisa menjaga neracanya sehingga mereka bisa menjalankan prioritas strategis nasional secara berkelanjutan.

“Kami akan terus memantau, tapi yang ingin saya sampaikan pemerintah akan terus lakukan tugas ini secara hati-hati. Dari sisi keuangan kami akan juga perhatikan dan beri support dan kami berharap tentu kementerian teknis dan BUMN akan lakukan bersama-sama untuk jaga sehingga PSN bisa lanjut,” jelasnya.

Asal tahu saja, berdasarkan data RTI dari awal tahun hingga Jumat (24/11), tiga emiten konstruksi, yaitu PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), dan PT PP Tbk (PTPP) mengalami diskon harga saham lebih dari 10%. Sementara, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) di periode yang sama, harga saham terdiskon 1,92%.

Sentimen negatif tersebut datang dari investor yang saat ini cenderung ragu dan was-was apakah para emiten konstruksi tersebut mampu mendanai semua kontrak yang telah didapatkan dan selesai pada waktu yang tepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×