kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani ingin masa observer sebelum jadi anggota FATF dipercepat


Kamis, 10 Mei 2018 / 16:10 WIB
Sri Mulyani ingin masa observer sebelum jadi anggota FATF dipercepat
ILUSTRASI. Presiden FATF Santiago Otamendi tiba di Gedung Kementerian Keuangan


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Financial Action Task Force (FATF) Santiago Otamendi menyambangi kantor Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Rabu (9/5) kemarin. Kedatangannya, ternyata dalam rangka penilaian Indonesia yang telah mengajukan diri sebagai anggota FATF.

Untuk diketahui, setahun sudah FATF menyatakan untuk segera memproses keanggotaan Indonesia dalam FATF. Keputusan tersebut ditetapkan dalam Sidang Pleno FATF di Valencia oleh Presiden FATF saat itu Juan Manuel Vega-Serrano, Juli 2017 lalu. Pengajuan Indonesia sendiri sebagai anggota FATF didukung secara bulat oleh 37 anggota FATF.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, selama ini komunikasi yang dijalin antara Indonesia dan FATF cukup baik. Saat kedatangan Otamendi kemarin, pihak FATF menganggap bahwa banyak kemajuan yang dialami Indonesia.

"Pada bulan Juli nanti akan ada penetapan hasil evaluasi dan bulan Oktober kita akan umumkan akan menjadi tahapannya adalah observer sebelum menjadi member," kata Sri Mulyani, Rabu (9/5) kemarin.

Menurut dia, secara normal berdasarkan aturan FATF, proses menjadi observer akan berlangsung selama tiga tahun. Namun, Sri Mulyani mengatakan Indonesia menginginkan mempercepat proses menjadi observer sebelum menjadi anggota FATF sepenuhnya.

Apalagi, hampir seluruh persyaratan telah dipenuhi Indonesia. Makanya, "Kami harap bisa diakselerasi. Mereka tidak bisa menjanjikan tetapi kami terus berupaya," tambah Sri Mulyani.

Sebelumnya, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Kiagus Badaruddin yang turut hadir dalam pertemuan Otamendi dengan Sri Mulyani mengatakan, infrastruktur hukum dan komitmen Kementerian (K/L) sudah siap.

Untuk menjadi anggota sepenuhnya, Indonesia memang harus melewati satu proses, yaitu menjadi observer terlebih dahulu yang setelanya akan dilakukan evaluasi. "Kalau oke, maka mudah-mudahan tahun 2019-2020 kita jadi anggota penuh," ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×