kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sinyal perlambatan ekonomi 3 bulan ke depan


Senin, 16 Oktober 2017 / 19:14 WIB
Sinyal perlambatan ekonomi 3 bulan ke depan


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menyatakan, penurunan impor di bulan September 2017 perlu diwaspadai. Sebab penurunan itu lanjut dia, bisa menjadi sinyal perlambatan kegiatan ekonomi di tiga bulan ke depan, yaitu Desember 2017.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor pada September 2017 sebesar US$ 12,78 miliar. Jumlah itu turun 5,39% dibanding bulan sebelumnya, meski secara tahunan naik 13,13% year on year (YoY).

Penurunan kinerja impor ini lebih dalam dibandingkan dengan penurunan ekspor September yang hanya sebesar 4,51% dibanding bulan sebelumnya menjadi US$ 14,54 miliar. Hal ini membuat neraca perdagangan September mencatat surplus US$ 1,76 miliar.

Lana mengatakan, meski lebih baik dari tahun 2016, turunnya impor di September disebabkan oleh menurunnya permintaan. Hal itu terlihat dari volume impor yang turun 8,57% dibanding Agustus 2017, walau rata-rata harga agregat barang impor Indonesia naik 3,47%.

"Kalau kegiatan ekonomi di Desember kelihatan minus dari sekarang, khawatirnya momentum terbaik kegiatan ekonomi tidak tercapai," kata Lana kepada KONTAN, Senin (16/10).

Ia juga mengatakan, bisa saja penurunan impor tersebut karena faktor musiman dan akan meningkat lagi di Oktober hingga Desember, sebagaimana pola tahun 2016. Lana bilang, penurunan itu tetap perlu diwaspadai.

Ia juga menyoroti penurunan impor bahan baku dan penolong sebesar 4,96% dibanding bulan sebelumnya dan naik 13,17% year on year (YoY).

Lana khawatir, Indonesia kembali kehilangan momentum penjualan tertinggi kedua setelah musim puasa dan lebaran lalu. "Jika demikian, ekonomi tahun ini bisa sulit untuk tumbuh mencapai 5,1%," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×