kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SBN akan laku, tapi beban bunga utang naik


Senin, 14 Mei 2018 / 20:12 WIB
SBN akan laku, tapi beban bunga utang naik
ILUSTRASI. Pemaparan penerbitan SBR003


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi penerbitan surat berharga negara (SBN) bruto per 9 Mei 2018 mencapai Rp 391,85 triliun. Jumlah itu mencapai 45,75% dari target penerbitan Rp 856,48 triliun di tahun ini.

Dengan demikian, jumlah penerbitan SBN yang akan direalisasikan pemerintah hingga akhir tahun masih besar, mencapai Rp 464,63 triliun.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara memperkirakan, penerbitan SBN pemerintah masih akan diminati investor. Meski penerbitan Surat Utang Negara (SUN) lima seri pekan lalu tak laku.

Namun, agar investor meminati obligasi pemerintah, maka imbal hasil yang diberikan juga harus tinggi. Konsekuensinya, "ke depannya beban bunga utang pemerintah semakin membengkak," kata Bhima kepada Kontan.co.id, Senin (14/5).

Sebab, jika pemerintah melakukan penerbitan SBN melalui mekanisme private placement, berisiko tidak optimal.

Maka dari itu, solusi dari risiko pembiayaan yang tidak mencapai target, yakni pemerintah menggunakan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA). Saat ini, SiLPA pemerintah cukup besar, yaitu Rp 133,6 triliun hingga akhir April 2018, yang bahkan lebih tinggi dari April 2017 yang sebesar Rp 123,2 triliun.

Sebab kata Bhima, banyaknya SiLPA berarti ada serapan anggaran yang tidak optimal. "Kemungkinan, belanja barang dan belanja infrastruktur yang dikorbankan. Tapi efek ke ekonominya juga harus dipikirkan," tambahnya.

Oleh karena itu, Bhima menyarankan agar pemerintah melakukan perubahan anggaran melalui pengajuan APBN Perubahan 2018. Hal ini dilakukan, agar perubahan-perubahan anggaran lebih transparan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×