kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saat Megawati ingin pensiun


Kamis, 30 Maret 2017 / 23:15 WIB
Saat Megawati ingin pensiun


Sumber: Kompas.com | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri mengungkapkan keinginannya untuk pensiun dari dunia perpolitikan. Hanya saja, hingga kini dia masih menduduki posisi tertinggi di partai politik berlambang banteng moncong putih tersebut.

Pasalnya, kata dia, keinginannya itu terhambat regenerasi dan akar rumput PDI-P yang menginginkan Megawati tetap menjadi ketua umum.

"Saya berkata pada diri saya, mereka itu kok enggak kapok-kapok? Saya sebetulnya sudah dari tahun lalu ingin pensiun, karena tidak mudah. Apalagi seorang wanita menjadi ketua umum partai di republik ini," kata Megawati, dalam sambutannya dalam peresmian Kantor DPP Banteng Muda Indonesia, di Jalan Cianjur, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (30/3).

Selain itu, Megawati juga mengungkapkan, adanya kader partai yang mempertanyakan perihal dirinya yang terus menjadi nominasi calon tunggal ketua umum PDI-P. Hal ini terus terulang kembali setiap penyelenggaraan Kongres PDI-P. "Orang mengatakan masa Bu Mega terus (yang dicalonkan menjadi ketum), saya bilang terserah," tuturnya.

Pada kesempatan itu, ia juga menjelaskan pemilihan ketua umum dalam kongres PDI-P dipilih mulai dari suara masyarakat terbawah. Kemudian dikerucutkan ke anak ranting, pengurus anak cabang (PAC), dewan pimpinan cabang (DPC), dan seterusnya. Dia menegaskan tak pernah bermain uang demi menduduki posisi ketua umum.

"Suara datang dari rakyat dan kami edarkan (surat) formulir, siapa saja (pilihan kader untuk menjadi ketua umum)," kata Megawati.

Presiden kelima Republik Indonesia tersebut juga mengajak generasi muda menjadi anggota dan aktif di partai politik. Setelah itu, mengikuti dan memahami anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD-ART) partai.

Di sisi lain, Megawati mempersilahkan kader yang tidak mau mengikuti aturan AD-ART, untuk keluar dari PDI-P. "Kalau enggak suka dengan PDI-P, monggo (keluar) baik-baik saja dan mengembalikan kartu anggota. Lalu ya keluar saja," kata Megawati.

(Kurnia Sari Aziza)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×