Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatatkan minat investasi sekitar US$ 4 miliar-US$ 5 miliar dari acara temu bisnis Presiden Jokowi dengan 10 perusahaan besar Australia, di Sidney, Sabtu 25 Februari 2016. Komitmen tersebut disampaikan oleh CEO 10 perusahaan Australia yang hadir dalam acara itu.
Berdasarkan keterangan resmi yang dirilis BKPM, minat investasi tersebut mulai dari sektor pertambangan dan pengolahannya, sektor industri makanan dan minuman, sektor pariwisata dan perhotelan, hingga sektor infrastruktur.
Salah satu investor di sektor perhotelan yang saat ini memiliki 8.000 jaringan hotel di seluruh dunia, 1.200 di Tiongkok dan hanya 10 di Indonesia, berencana untuk meningkatkan jaringan hotelnya di Indonesia menjadi 100 dalam tiga hingga empat tahun ke depan.
"Tak hanya itu, perusahaan pembiayaan investasi yang mengemukakan rencananya untuk mendanai proyek pembangkit listrik tenaga terbarukan berkapasitas 200 megawatt," sebagaimana tertulis dalam keterangan resmi BKPM yang diterima KONTAN, Minggu (26/2).
Dalam acara tersebut, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Trikasih Lembong mendapatkan masukan dari para CEO. Salah satunya, mempermudah proses untuk mendapatkan sertifikasi halal, khususnya pada produk multivitamin.
Tak hanya itu, beberapa perusahaan menyampaikan pandangannya terkait investasi di Indonesia. Diantaranya, perusahaan pertambangan dan pengolahan mineral yang mengemukakan bagaimana investasi existing mereka di Sumatera Utara menunjukkan hubungan yang "long and strong".
Survei terakhir yang dilakukan oleh Austrade kepada komunitas bisnis Australia, menempatkan Indonesia di peringkat lima besar prioritas investasi. Namun, berdasarkan data BKPM, realisasi Investasi dari Australia tahun 2016 baru mencapai US$ 174 juta, naik tipis 4% dari tahun 2015 yang sebesar US$ 167 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
