kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Revisi DNI, Aprindo minta porsi lokal diperbesar


Rabu, 21 Juni 2017 / 23:08 WIB
Revisi DNI, Aprindo minta porsi lokal diperbesar


Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Rencana pemerintah untuk merevisi sejumlah aturan Daftar Negatif Investasi (DNI) akan segera ditetapkan melalui Peraturan Presiden (Perpres) tentang daftar usaha yang terbuka atau tertutup bagi investor asing. Dalam Perpres yang akan dikeluarkan pemerintah nanti, akan banyak poin-poin DNI yang diperbaiki sebagai formula lanjutan guna mengejar investasi di Indonesia.

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Tutum Rahanta mengatakan, jika ingin membuka investasi secara lebih banyak untuk investor asing, sebaiknya pemerintah membuka sektor yang tidak mampu diisi oleh investor lokal. Sebab, jika investor lokal masih mampu untuk berinvestasi di sektor tersebut, maka sebaiknya pemerintah memperbesar peran lokal saja.

"Yang perlu diperhatikan ialah alasannya pemerintah membuka sektor-sektor tersebut. Bagi kami apapun sektornya, yang penting alasan seberapa penting sektor tersebut harus dibuka untuk asing," kata Tutum, Rabu (21/6).  

Untuk sektor ritel, kata Tutum, ia meminta pemerintah merevisi aturan departement store dengan luas 400-2.000 meter, yang kini bisa dinikmati asing maksimal 67%. "Untuk aturan Daftar Negatif Investasi ritel kalau bisa poin yang itu ditinjau kembali," imbuhnya.

Wakil Ketua Aptrindo Bidang Distribusi dan Logistik, Kyatmaja Lookman mengatakan, sebaiknya pemerintah memikirkan dengan matang rencana untuk membuka DNI bagi sektor-sektor strategis, semisal bandara atau terminal.

Untuk sektor bandara yang akan diusulkan Menteri Perhubungan sebagai salah satu yang akan dibuka untuk asing, ia menyarankan, sebaiknya pemerintah memikirkan kembali. "Bandara itu sektor strategis, dengan mengalihkan sebagian kepemilikan lokal apakah itu akan lebih prroduktif atau malah jadi kontra produktif," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×