kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Realisasi belanja oke, ekonomi belum lari kencang


Selasa, 18 April 2017 / 18:34 WIB
Realisasi belanja oke, ekonomi belum lari kencang


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemkeu) mencatat, realisasi belanja modal hingga akhir Maret lalu tumbuh 15,69% year on year (YoY). Direktur Jenderal (Ditjen) Anggaran Kemkeu Askolani mengatakan, realisasi belanja modal kuartal pertama tahun ini mencapai Rp 11,8 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 10,2 triliun.

Capaian ini juga membaik dibandingkan dengan tahun 2015 lalu, yang saat itu realisasi belanja modal pemerintah kuartal pertama hanya single digit. Tak hanya itu, realisasi belanja modal di kuartal pertama tahun ini juga mencatatkan realisasi tertinggi dibandingkan rerata tiga tahun ke belakang yang hanya Rp 7,3 triliun.

Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness (SIGC) Eric Sugandi menyambut baik perbaikan penyerapan anggaran belanja modal pemerintah tersebut. Menurutnya, perbaikan itu menunjukkan usaha pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur di tahun ini.

"Salah satunya dengan rencana realokasi belanja barang ke belanja modal di RAPBN-P 2017. Dugaan saya sebagian dana untuk belanja modal ini untuk pembebasan lahan," kata Eric kepada KONTAN, Selasa (18/4).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya memang mengaku akan menghitung efisiensi belanja K/L tahun ini. Hitungan dia, terdapat potensi penghematan belanja barang sekitar Rp 34 triliun yang bisa dialihkan ke belanja modal.

Meski demikian menurut Eric, capaian penyerapan belanja modal tersebut masih mengikuti pola-pola sebelumnya, yaitu masih minim di awal tahun dan baru akan meningkat menjelang akhir tahun.

"Sementara dampak pembangunan infrastruktur ke investasi juga baru terasa kalau infrastrukturnya sudah jadi dan operasional," tambahnya.

Oleh karena itu, ia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama tahun ini sebesar 5% dan berpotensi turun ke 4,9%. Risiko penurunan tersebut terutama karena melemahnya konsumsi rumah tangga karena kenaikan harga-harga yang diatur pemerintah di Januari-Maret tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×