kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Racikan pertama Menteri Sri Mulyani


Jumat, 30 September 2016 / 11:35 WIB
Racikan pertama Menteri Sri Mulyani


Reporter: Andy Dwijayanto, Asep Munazat Zatnika | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Modal lebih sedikit tak berarti kurang gereget. Itulah sekilas gambaran isi racikan anggaran negara perdana ala Menteri Keuangan Sri Mulyani di Kabinet Kerja.

Kemarin, pemerintah dan DPR menyetujui postur rancangan beleid Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2017 (APBN 2017). Sejumlah kesepakatan itu antara lain, target pertumbuhan ekonomi dipangkas menjadi 5,1%. Pada saat bersamaan, target penerimaan dan belanja negara juga dipangkas sekitar 2% dari APBN Perubahan 2016.

Ihwal target pendapatan dan belanja, pemerintah dan Badan Anggaran DPR setuju menetapkan target pendapatan negara tahun depan senilai
Rp 1.750 triliun. Nilai tersebut turun sekitar 2% dibandingkan dengan target pendapatan dalam APBNP 2016 yang sebesar Rp 1.786,2 triliun.

Penurunan penerimaan itu seiring dengan turunnya target setoran perpajakan. Tahun depan, pemerintah menargetkan setoran pajak senilai
Rp 1.498,9 triliun, turun 2,6% dari APBNP 2016 yang sebesar Rp 1.539,2 triliun.

Pemerintah dan DPR juga menyepakati alokasi belanja tahun depan senilai Rp 2.080 triliun. Nilai itu turun 0,1% dibandingkan dengan alokasi belanja APBN-P 2016 yang senilai Rp 2.082,9 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menandaskan, pemerintah masih memiliki ruang untuk ekspansi. Sebab, pemangkasan belanja merupakan hasil penghematan sejumlah pos belanja, termasuk anggaran subsidi.

Optimalisasi anggaran

Hitungan Sri, total jenderal dari optimalisasi dan penghematan ini mencapai Rp 40,2 triliun, dan akan dialihkan ke sejumlah pos yang lebih penting.
Misalnya, tambahan untuk anggaran instansi sebesar Rp 21 triliun, cadangan risiko energi Rp 4,35 triliun, pembayaran kurang bayar subsidi tahun 2015 senilai Rp 11,38 triliun, serta tambahan untuk Dana Alokasi Umum (DAU).

Pada saat bersamaan, dia optimistis ada peningkatan penerimaan pajak dari sektor migas, serta pengurangan cost recovery. "Hal ini berhasil menambah ruang fiskal di sisi penerimaan migas," ujar Sri, Kamis (29/9).

Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistyaningsih menilai, pemerintah harus fokus pada program prioritas karena terbatasnya anggaran  negara. Fokus tersebut antara  pendanaan proyek infrastruktur, serta program pengentasan kemiskinan. "Saya berharap, komitmen Menteri Sri Mulyani untuk mendorong pemerataan ekonomi bisa terwujud," katanya.

Bisa jadi, kemampuan stimulasi belanja negara terhadap ekonomi dalam negeri  tahun depan berkurang. Sisi positifnya, pemangkasan target setoran perpajakan memberi sinyal melegakan. Alhasil, wajib pajak tak perlu takut dikejar aparat pajak yang tengah mengejar target.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×