kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Putusan WTO makin menghimpit produsen daging lokal


Senin, 13 November 2017 / 17:48 WIB
Putusan WTO makin menghimpit produsen daging lokal


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. World Trade Organization (WTO) atau Organisasi Perdagangan Dunia baru saja mengabulkan gugatan Amerika Serikat dan Selandia baru terkait pembatasan impor produk pertanian dan hewan yang dilakukan oleh Indonesia.

Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Boediyana menilai, upaya pembatasan impor yang dilakukan pemerintah Indonesia, padahal, bertujuan untuk memproteksi produk Indonesia.

"Kalau kita kalah di WTO, ini jelas memberikan indikasi, perdagangan daging di dalam negeri semakin liberal," ujar Teguh kepada Kontan.co.id, Senin (13/11).

Dia berpendapat, dengan tidak adanya pembatasan impor ini, Indonesia akan semakin sulit meningkatkan produksi daging di dalam negeri. Apalagi, Indonesia juga mengimpor daging kerbau beku asal India.

"Pelaku di dalam negeri tidak akan bisa bersaing untuk meningkatkan produksi, karena kita harus menghadapi serbuan impor. Peternakan d Indonesia juga kan bersifat peternakan rakyat yang kecil," kata Teguh.

Meski begitu, setelah WTO mengabulkan gugatan AS dan Selandia Baru terkait pembatasan impor ini, Teguh menjelaskan, jumlah impor daging tidak akan langsung melonjak pesat. Akan tetapi, proses impor akan terus tumbuh seiring dengan menurunnya produksi daging lokal karena tidak bisa berkompetisi dengan daging-daging lokal.

Teguh menambahkan, kondisi yang paling sulit yang harus dihadapi peternak adalah masuknya daging beku dari India. "Kebijakan ini yang justru mengancam peternakan sapi rakyat dimana jumlahnya sangat besar, harganya juga jauh lebih murah dan tidak ada pembatasan, sehingga daging tersebut masuk ke pasar tradisional," ungkap Teguh.

Dengan bebasnya impor daging ini pula, Teguh menyoroti masuknya penyakit mulut dan kuku (PMK). Dia bilang, pemerintah harus mengantisipasi bahaya yang diakibatkan PMK ini karena bisa menimbulkan kerugian yang besar bagi Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×