kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perlancar mobilitas, 32 jembatan gantung dibangun


Minggu, 06 Agustus 2017 / 20:04 WIB
Perlancar mobilitas, 32 jembatan gantung dibangun


Reporter: Agus Triyono | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Untuk mempermudah pergerakan masyarakat di daerah, pemerintah membangun jembatan gantung. Pada periode 2015 sampai dengan 2017 ini sudah ada 32 jembatan gantung yang di bangun.

Jembatan gantung tersebut tersebar di beberapa wilayah. Untuk jembatan gantung yang dibangun pada 2015, sepuluh jembatan gantung tersebar di banten, yaituk; Jembatan Kolelet, Jembatan Ranca Wiru, Jembatan Leuwi Loa, Jembatan Cisimeut, Jembatan Cigeulis, Jembatan Cidikit, Jembatan Cicariu, Jembatan Bojong Apus, Jembatan Cihambali, dan Jembatan Cidadap.

Untuk jembatan gantung yang dibangun tahun 2015, tersebar di lima daerah. Satu diantaranya telah diresmikan penggunaannya oleh Presiden RI Joko Widodo; Jembatan Gantung Galeh sepanjang 90 meter yang menghubungkan Desa Gandurejo dengan Desa Parakan Kauman, Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah dan Jembatan lainnya; Soropadan sepanjang 90 meter di Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung dengan Desa Kalikuto, Kecamatan Grabak, Kabupaten Magelang.

Untuk jembatan gantung yang dibangun pada 2016; Jembatan Guguk Randah sepanjang 120 meter di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Jembatan Kali Cipamingkis sepanjang 120 meter di Kabupaten Bogor Jawa Barat, dan Jembatan Gantung Kuning sepanjang 90 meter di Kabupaten Klungkung, Bali.

Pada 2017, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan juga tengah membangun 13 jembatan gantung yang tersebar di sejumlah daerah. Sebanyak dua jembatan gantung akan dibangun di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah yaitu Jembatan Sudisari I sepanjang 60 meter dan Jembatan Glagah, sepanjang 32 meter. Selanjutnya juga dibangun dua jembatan di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur sepanjang 32 meter dan 72 meter.

“Program ini dimaksudkan untuk membantu pemerintah daerah mengatasi pembangunan antar desa yang tidak merata, kesenjangan sosial dan kesejahteraan serta pengembangan wilayah tertinggal, dimana akses transportasi antar desa belum terhubung dengan fasilitas pendidikan, kesehatan, dan fasilitas lainnya, serta untuk keperluan mitigasi atau evakuasi bencana”, ujar Direktur Jembatan Ditjen Bina Marga, Iwan Zarkasih.

Iwan mengatakan, pembangunan jembatan gantung tersebut tidak dilakukan dengan asal. Lokasi pembangunan harus memiliki beberapa kriteria. Pertama, jembatan untuk pejalan kaki kondisinya kritis atau bahkan runtuh. Kedua, jembatan digunakan oleh pelajar sekolah dan ekonomi warga antar desa dan menghubungkan minimal dua desa. Ketiga, ketika tidak ada jembatan akses memutar jarak tempuh minimal 5 kilometer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×