kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan riil Maret 2018 ekspansif


Rabu, 11 April 2018 / 11:46 WIB
Penjualan riil Maret 2018 ekspansif
ILUSTRASI. Indeks Penjualan Riil


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil survei penjualan eceran Bank Indonesia (BI) pada Februari 2018 menunjukkan kenaikan. Kenaikan itu tercermin dari pertumbuhan tahunan Indeks Penjualan Riil (IPR) sebesar 1,5% dibanding Februari 2017 (yoy). Pertumbuhan IPR Februari 2018, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang -1,8% (yoy).

"Peningkatan penjualan terjadi pada kelompok barang lainnya, terutama subkelompok komoditas sandang yang meningkat hingga 10,2% (yoy)," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman, dalam keterangan tertulis yang dikutip KONTAN, Selasa (10/4).

Penjualan eceran diperkirakan BI juga akan terus meningkat pada Maret 2018 dengan pertumbuhan sebesar 1,7% (yoy). Sudah dekatnya bulan Ramadan dan Lebaran membuat IPR Maret 2017 lebih banyak didorong oleh pertumbuhan penjualan kelompok barang lainnya, terutama subkelompok komoditas sandang yang diperkirakan tumbuh hingga 11,5% (yoy).

Selain subsektor sandang, pertumbuhan penjualan paling tinggi juga terjadi pada komoditas suku cadang dan aksesori, dan komoditas makanan, minuman dan tembakau masing-masing sebesar 12,2% (yoy) dan 4,8% (yoy).

Namun, hasil survei juga mengindikasikan peningkatan tekanan kenaikan harga di tingkat pedagang eceran dalam tiga bulan mendatang atau sampai Mei 2018. Hal itu tercermin dari kenaikan Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) tiga bulan menjadi 164,0 dari bulan sebelumnya 155,1.

Tekanan harga diperkirakan kembali menurun dalam enam bulan mendatang, atau usai perayaan Lebaran. Sebagaimana terindikasi dari nilai IEH enam bulan mendatang sebesar 149,2 lebih rendah dari 161,5 pada bulan sebelumnya," ujar Agusman.

Waspadai konsumsi

Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat, tren kenaikan laju penjualan eceran terkonfirmasi oleh tingkat keyakinan konsumen yang cukup stabil dalam kuartal I tahun ini. Ia mencatat, pertumbuhan tahunan penjualan eceran menunjukkan tren kenaikan dalam tiga bulan terakhir ini dari awal tahun yang melemah 1,8% (yoy). Diperkirakan penjualan eceran akan meningkat menjadi 1,7% (yoy) per bulan Maret 2018.

Survei BI menunjukkan, penjualan riil pada bulan Maret 2018 diperkirakan masih akan terus ekspansif. Melanjutkan kinerja penjualan eceran pada Februari 2018 yang mengalami perbaikan. Secara bulanan (mtm), IPR Maret 2018 tercatat 207,5 atau tumbuh 3,7% (mtm), meningkat dari minus 1,7% (mtm).

Optimisme konsumen serta tren kenaikan laju penjualan eceran ditopang oleh terkendalinya inflasi umum meskipun tren inflasi yang berasal dari volatile food cenderung meningkat, kata Josua kepada KONTAN, Selasa (10/4).

Menurut Josua, kenaikan tren penjualan eceran menunjukkan bahwa konsumsi rumah tangga cenderung stabil didukung terjaganya daya beli masyarakat. Apalagi pemerintah juga meningkatkan penyaluran bantuan sosial pada kuartal pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Daya beli yang terjaga tersebut terindikasi dari peningkatan upah riil buruh tani dan buruh informal perkotaan kecuali buruh bangunan, kata Josua.

Hanya saja jika dibandingkan per kuartal, maka rata-rata laju penjualan eceran pada periode Januari hingga Maret 2018 cenderung lebih rendah dari kuartal I-2017 dan kuartal IV-2017.

Hal itu terjadi karena perlambatan penjualan eceran untuk peralatan informasi dan komunikasi dan penjualan eceran makanan dan minuman. Penjualan eceran kuartal I-2018 ditopang oleh peningkatan laju penjualan ritel untuk barang budaya dan rekreasi. Dengan demikian, pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan masih flat di kisaran 4,96%–5% pada kuartal I tahun ini, ujar Josua.

Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistyaningsih menambahkan, pertumbuhan indeks penjualan riil secara tahunan masih melambat. Pada bulan Maret 2018 misalnya, diperkirakan akan tumbuh mencapai sebesar 1,7%. Angka itu lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan Maret 2017 yang sebesar 4,2%. Kalau bulanan ada perbaikan walaupun tetap turun, ujar Lana. Dikhawatirkan menjadi sinyal perlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2018

Menurut Lana dengan melihat pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang diperkirakan akan flat atau datar 4,85% atau paling tinggi 5,03%, maka konsumen tidak terlalu yakin dengan ketersediaan lapangan kerja ke depan.

Saya lihat konsumsi masih harus diwaspadai, ini masih ada stagnasi, ada tren turun yang masih berlanjut. Ini harus benar-benar dijaga dengan baik," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×