kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengamat: BUMN masih kalah saing dengan swasta


Rabu, 17 Januari 2018 / 11:24 WIB
Pengamat: BUMN masih kalah saing dengan swasta
ILUSTRASI. Sawit


Reporter: Riska Rahman | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walau perekonomian dunia terlihat mulai membaik, namun Indonesia dinilai masih kurang bisa memanfaatkan momentum ini. Salah satu penyebabnya, perusahaan BUMN masih kalah bersaing dengan perusahaan swasta Indonesia.

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Anwar Nasution mengatakan, ekonomi dunia tahun ini mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Hal ini terlihat dari berakhirnya pelonggaran kebijakan moneter yang dilakukan bank sentral negara-negara maju seperti The Federal Reserve (The Fed), Bank of Japan (BoJ), European Central Bank (ECB), dan Bank of England (BoE).

Perbaikan ekonomi dunia ini harus dimanfaatkan terutama oleh perusahaan BUMN. "Sayang, BUMN masih kalah bersaing dengan perusahaan swasta Indonesia meski menyebut dirinya sebagai agent of development," ujar Anwar saat memberikan keynote speech dalam acara Seminar BUMN Outlook 2018 di Jakarta, Rabu (17/1).

Menurutnya, sejak didirikan di zaman kolonial, BUMN masih saja tetap mengekspor komoditas primer tanpa diolah dan memiliki nilai tambah hingga kini. Padahal, perusahaan swasta Indonesia seperti Grup Salim dan Grup Sinar Mas, telah mampu mengekspor produk olahan seperti minyak goreng dan kertas ke mancanegara.

Ia juga mengkritik perusahaan BUMN yang kerap dijadikan sarang kegiatan politik. Hal ini jadi penghambat bagi perusahaan pelat merah untuk mengembangkan bisnisnya.

"Oleh karena itu, BUMN seharusnya meningkatkan efisiensi dan produktivitas, nilai tambah, tabungan nasional, ekspor, teknologi, maupun penciptaan lapangan kerja agar bisa meningkatkan kemakmuran rakyat Indonesia," tutur Anwar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×