kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah tekan defisit anggaran 2019 kurang 2%, pengamat: Terlalu optimis


Senin, 09 April 2018 / 22:26 WIB
Pemerintah tekan defisit anggaran 2019 kurang 2%, pengamat: Terlalu optimis
ILUSTRASI. Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mendesain dalam Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2019 angka defisitnya bisa ditekan kurang 2% dari produk domestik bruto (GDP). Dengan asumsi GDP tahun depan meningkat mencapai Rp 16.000 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pihaknya akan berhati-hati menetapkan target pajak yakni tax ratio dan defisitnya. Tak hanya itu, di sisi lain pemerintah juga akan mendesain APBN 2019 untuk tetap memberi stimulus terhadap perekonomian sosial.

"Namun dia tidak menciptakan beban yang terlalu besar, sehingga menimbulkan pengaruh terhadap persepsi dan kredibilitas ABPN," ungkapnya di kompleks Istana Negara, Senin (9/4).

Sri Mulyani menargetkan penerimaan negara meningkat sekitar 7,6%-13% tahun depan. Sementara dari sisi belanja negara, pemerintah pusat akan naik 7,3% dan belanja daerah, termasuk transfer dan dana desa, akan kenaikan 8,3%.

"Itu masih dalam hitungan pagu indikatif. Kita akan membelanjakan lebih dari Rp 823 triliun kalau tidak salah untuk Kementerian dan Lembaga," tambahnya.

Adapun untuk program prioritas, Sri Mulyani menyampaikan akan fokus kepada pendidikan, vokasi, kesehatan, dan sosial. Sedangkan alokasi infrastruktur, terutama untuk kementerian seperti Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan akan tetap dilakukan pada level yang relatif konstan.

Sementara itu, Ekonomi Indef Bhima Yudistira mengatakan target pemerintah yang seperti itu terlampau sangat optimis.

 "GDP 2017 sebesar Rp 13.588 triliun kalau asumsi pertumbuhannya 5,4% maka jadi Rp 14.321 triliun bukan Rp 16.000 triliun saya rasa asumsinya masih over optimis," jelasnya.

Bhima menegaskan jika pemerintah mengasumsikan GDP menyentuh angka Rp 16.000 triliun, artinya laju pertumbuhan ekonomi harus di atas 5,4%. “Sedangkan tahun depa ada tahun politik, sulit tercapai growth segitu," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×