kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah diramal pangkas belanja lagi Q4


Kamis, 10 Agustus 2017 / 21:36 WIB
Pemerintah diramal pangkas belanja lagi Q4


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Dompet pemerintah makin tipis. Sebab, realisasi penerimaan pajak sampai Juli 2017 di bawah harapan.

Merujuk data Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (Kemkeu), tujuh bulan pertama tahun ini, realisasi penerimaan pajak Rp 601,1 triliun. Jumlah itu setara 46,8% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017 sebesar Rp 1.284 triliun.

Ekonom Maybank Indonesia Juniman mengatakan, dengan penerimaan pajak yang masih di bawah 50% ini, ada kemungkinan besar bahwa akan terjadi pembengkakan selisih penerimaan pajak dengan target (shortfall). Kondisi ini menurutnya hampir sama dengan yang terjadi tahun lalu yakni melakukan memangkas belanja di kuartal keempat.

“Artinya proyek-proyek infrastruktur itu tertunda, karena belanja-belanja tidak mungkin. Belanja pemerintah akan belanja lambat,” katanya kepada KONTAN, Kamis (10/8).

Menurut Juniman, bila ini terjadi, pemerintah akan memilih proyek-proyek prioritas pada kuartal IV. Namun demikian hal inI tidak harus terjadi apabila extra effort di pajak berjalan dengan optimal. Tinggal kemampuan pemerintah saja, apakah sanggup atau tidak mengumpulkan penerimaan.

“Tahun lalu ada tax amnesty, di tahun ini tidak ada. Ini berat. Shortfall akan membengkak. Jadi, realisasi belanja turun, penerimaan juga turun,” ucapnya.

Juniman pun memprediksi bahwa defisit anggaran yang akan terjadi pada tahun 2017 ini berkisar 2,7% hingga 2,9%.

Ekonom Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri juga menilai, penerimaan pajak yang di bawah target bisa mengganggu target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%. Kemungkinan terjadi shortfall pajak tahun ini, sekitar Rp 344 triliun," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×