kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah akan bangun 3 jembatan gantung di Asmat


Kamis, 08 Februari 2018 / 23:16 WIB
Pemerintah akan bangun 3 jembatan gantung di Asmat
ILUSTRASI. KOTA AGATS ASMAT


Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan membangun jembatan gantung di tiga titik di Kabupaten Asmat, Papua, untuk membuka akses konektivitas antardistrik di wilayah tersebut.

Direktur Jenderal Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto Kementerian PUPR, dalam pertemuan dengan media di Kantor Kementerian PUPR Jakarta, Kamis (8/2), memaparkan infrastruktur, yakni akses jalan dan konektivitas menjadi kendala di Kabupaten Asmat.

"Di sana ada jembatan tapi terbuat dari kayu dan sebagian besar sudah terputus. Ada tiga titik jembatan gantung yang akan kita bangun segera sehingga masyarakat tidak terisolasi," kata Arie.

Salah satu jembatan gantung yang dibangun Kementerian PUPR sepanjang 72 meter.

Menurut peta rencana Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, lokasi rencana jembatan gantung menghubungkan Kampung Hainam dan Kampung Kamur yang berada di Distrik Pantai Kasuari.

Selain itu, lokasi rencana jembatan gantung lainnya menghubungkan Kampung Suagai dan Kampung Yerfum di Distrik Der Koumur.

Arie memaparkan sulitnya akses menuju prasarana umum, seperti Puskesmas, Rumah Sakit dan Posyandu menyebabkan masyarakat enggan untuk berobat jika mengalami gejala penyakit. Selain karena perilaku tidak sehat, kendala akses jalan menjadi salah satu penyebab banyak warga yang meninggal dunia akibat campak dan gizi buruk beberapa waktu lalu.

Kementerian PUPR membentuk tim gabungan dalam pembenahan infrastruktur di Kabupaten Asmat sebagai upaya menanggapi kondisi luar biasa (KLB) yang menyebabkan 72 orang meninggal dunia akibat gizi buruk dan campak.

Tim gabungan yang terdiri atas Ditjen Bina Marga, Ditjen Cipta Karya, Ditjen Sumber Daya Air dan Ditjen Penyediaan Perumahan telah meninjau kondisi masyarakat dan infrastruktur di enam distrik, dari 23 distrik di Kabupaten Asmat.

"Tantangan pembangunan di sana adalah dikelilingi rawa-rawa. Kedua, air bersih krusial karena endapan sedimennya rata-rata 200 meter," kata Arie.

Ia menambahkan kendala lainnya adalah biaya material yang mahal karena harus didatangkan dari Surabaya, Poso atau Palu.

Karena itu, Kementerian PUPR juga akan mengembangkan wilayah hub yang menghubungkan antara Kabupaten Asmat dan Merauke sehingga barang-barang material bangunan dari Makassar maupun Surabaya dapat dikumpulkan di area hub tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×