kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peluang besar dari kedatangan turis asal China


Senin, 16 Oktober 2017 / 22:23 WIB
Peluang besar dari kedatangan turis asal China


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tidak ingin ketinggalan peluang untuk menggarap sektor pariwisata di tengah bertumbuhnya masyarakat kelas menengah di berbagai belahan dunia pasca-krisis moneter pada 2008 silam.

Menurut catatan Bank Indonesia (BI), kontribusi sektor pariwisata terhadap cadangan devisa tahun 2016 hanya sebesar US$ 11,3 miliar. Kontribusi terhadap cadangan devisa di Indonesia ini cenderung terbatas apabila dibandingkan dengan negara lainnya. Padahal, potensinya besar mengingat Indonesia memiliki alam yang elok.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, oleh karena itu, apabila ingin menarik turis, Indonesia harus memperhatikan destinasi atau tujuan untuk hiburan dan belanja sebagai objek wisata utama, terutama untuk menarik wisatawan asal China.

“Kalau turisnya juga lebih lama, menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada di Indonesia. Makan makanan yang ada di Indonesia, nonton pertunjukan seni budaya di Indonesia. Semua akan menambah tenaga kerja dan devisanya masuk sehingga membuat kontribusi PDB dari pariwisata akan baik,” jelasnya.

Mirza mencatat, kontribusi pariwisata terhadap PDB Indonesia sendiri masih 1,9%. Spanyol dan Singapura, yang masing-masing menempati urutan pertama dalam Travel & Tourism Competitiveness Index di Dunia dan ASEAN, kontribusi pariwisata terhadap PDB-nya masing-masing 5,3% dan 4,7% pada 2017.

Ia memaparkan, dari total pengeluaran, turis hanya menghabiskan 4,3% pengeluarannya di Indonesia untuk hiburan. Angka ini sedikit di atas Malaysia yang 4%. Sementara di Thailand, turis menghabiskan 29,9% dari total pengeluaran mereka untuk hiburan.

Turis yang datang ke Thailand juga cenderung besar menghabiskan pengeluarannya untuk berbelanja dengan persentase 28% dari total pengeluaran mereka. Sementara di Indonesia dan Malaysia, persentase pengeluaran turis untuk berbelanja masing-masing hanya 20% dan 30% dari total pengeluaran mereka.

Sejalan dengan itu, kedatangan turis China paling banyak adalah ke Thailand dengan jumlah 5 juta orang pada 2013 yang naik menjadi 8,5 juta orang di 2015. Sementara itu, Malaysia cenderung stagnan dengan kisaran 1 juta orang turis asal China, tetapi Indonesia masih di bawahnya yaitu hanya tumbuh dari 0,5 juta menjadi 0,8 juta orang turis asal China pada 2013 hingga 2015.

Padahal, China saat ini nomor satu dalam memasok turis. Kepala BKPM Thomas Lembong mencatat, ada 1,4 miliar turis dari China setiap tahunnya. Oleh karena itu, Indonesia perlu mengambil peluang ini.

“Ini semacam dengan kejadian 1990, ketika Jepang juga menjadi pemasok turis terbanyak di dunia. Menu restoran dan hotel beberapa menggunakan bahasa Jepang. Hal ini juga akan kami sesuaikan di Indonesia,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×