kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nilai ekonomi RI bisa tembus US$ 1 triliun


Selasa, 09 Januari 2018 / 12:25 WIB
Nilai ekonomi RI bisa tembus US$ 1 triliun


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kue ekonomi Indonesia bisa semakin besar. Jika ekonomi dalam negeri tahun lalu tumbuh minimal sesuai proyeksi 5,05%, Produk Domestik Bruto (PDB) nominal Indonesia mencapai US$ 1 triliun atau setara Rp 13.500 triliun (kurs US$ 1=Rp 13.500).

Tahun 2016, nilai PDB Indonesia masih sekitar US$ 966 miliar. Sebagai perbandingan, nilai kapitalisasi pasar Apple Inc di bursa Amerika Serikat sudah nyaris US$ 900 miliar.

Nah, posisi ini akan semakin mengukuhkan nilai ekonomi Indonesia sebagai yang terbesar di Asia Tenggara. Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemkeu) Adriyanto menghitung, dengan proyeksi pertumbuhan 5%, inflasi tahun lalu sebesar 3,61%, serta kurs rupiah Rp 13.384 per dollar AS, tahun ini PDB nominal mencapai US$ 1 triliun.

Posisi ini tak berselisih jauh dengan Australia dan Korea Selatan. "Tapi size PDB mereka sedikit lebih besar daripada kita," papar Adriyanto kepada KONTAN, Senin (8/1).

Peningkatan nilai ekonomi, menurutnya, akan memberikan sejumlah keuntungan bagi Indonesia. Misalnya, semakin besar nominal PDB, semakin besar pula potensi basis pajak Indonesia.

Tak hanya itu, PDB per kapita Indonesia yang saat ini sebagai negara berpenghasilan menengah, juga bisa lebih besar. "Besaran ekonomi juga menunjukkan potensi penyediaan tenaga kerja dan pada akhirnya pengurangan kemiskinan," tambah Adriyanto kepada KONTAN, kemarin (8/1).

Kenaikan PDB juga akan menaikkan daya investasi Indonesia. Apalagi, peringkat utang Indonesia di level investment grade menurut seluruh lembaga peringkat utang internasional.

Namun, kenaikan nilai PDB juga bisa memperbesar problem klasik, yakni kesenjangan ekonomi dan sosial. Sebab, jika tak dikelola dengan baik, kue ekonomi yang kian besar bisa hanya dinikmati sebagian kecil golongan.

Oleh karena itu, Ekonom Maybank Indonesia Juniman menyatakan, pemerintah harus memacu sumber ekonomi yang kredibel, memiliki dampak besar bagi masyarakat, serta bisa menekan melebarnya jurang kesenjangan ekonomi dan sosial. "Pemerintah harus mengoptimalkan manufaktur," katanya.

Untuk itu, pemerintah perlu memacu industrialisasi, maupun memulihkan industri manufaktur dalam negeri. Salah satu upayanya adalah merealisasikan reformasi pajak serta memberikan insentif bagi industri. Upaya ini diyakini bisa memulihkan lagi industri dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×