kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nasib pengganti Pelabuhan Cilamaya menggantung


Jumat, 26 Februari 2016 / 21:27 WIB
Nasib pengganti Pelabuhan Cilamaya menggantung


Reporter: Agus Triyono | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pembangunan Pelabuhan Utara Jawa Barat sebagai pengganti Pelabuhan Cilamaya sampai saat ini masih menggantung. Walaupun saat ini, proyek tersebut telah dimasukkan ke dalam salah satu dari 30 daftar proyek prioritas yang akan digeber pemerintah.

Namun, sampai saat ini, pemerintah belum juga memutuskan secara resmi mengenai lokasi pelabuhan pengganti tersebut.

Bukan hanya itu saja, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan, pemerintah juga belum dapat investor yang akan diajak kerjasama untuk mengerjakan proyek tersebut. Termasuk dari Jepang, pihak yang rencananya berminat untuk berinvestasi dalam pembangunan pelabuhan utara Jawa Barat bila lokasi pembangunan di Cilamaya.

"Masih menunggu konfirmasi apakah Jepang mau tidak kerjasama," katanya Kamis (25/2).

Pemerintah berencana membangun pelabuhan baru di wilayah utara Jawa Barat. Pelabuhan tersebut rencananya dibangun untuk mengurangi tingkat kepadatan Pelabuhan Tanjung Priok.

Awalnya, pemerintah memutuskan untuk membangun pelabuhan tersebut di Cilamaya, Karawang, Jawa Barat.

Tapi kemudian, keputusan tersebut dibatalkan. Keputusan tersebut diambil karena lokasi ppembangunan pelabuhan tidak aman. Di lokasi tersebut ada 80 anjungan PT Pertaminan. Bambang Prihartono, Direktur Transportasi Bappenas mengatakan, pembangunan pelabuhan di utara Jawa Barat saat ini cukup mendesak.

"Ini harus cepat, kalau tidak 2028 priok akan penuh," katanya.

Jonan mengatakan, saat ini pemerintah butuh waktu untuk berkomunikasi dengan Jepang mengenai keikutsertaan mereka dengan pemerintah dalam membangun pelabuhan di utara Jawa Barat. "Kalau komunikasi tidak berhasil, Jepang tidak berkenan ya kami cari yang lain," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×