kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menyokong daya beli untuk pertumbuhan ekonomi 5,2%


Kamis, 13 April 2017 / 06:23 WIB
Menyokong daya beli untuk pertumbuhan ekonomi 5,2%


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemkeu) memprediksi pertumbuhan ekonomi tahun ini lebih tinggi dari asumsi Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2017. Melihat konsumsi dan realisasi belanja pemerintah yang naik, pemerintah yakin sepanjang 2017 ekonomi Indonesia tumbuh 5,2%, lebih tinggi dari asumsi APBN 2017 yang sebesar 5,1%,

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yakin konsumsi rumah tangga akan naik seiring dengan optimisme masyarakat akan ekonomi Indonesia ke depan. Menurutnya optimisme masyarakat berperan penting menggerakkan ekonomi. Apalagi konsumsi rumah tangga masih menjadi pendorong terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Seperti diketahui hasil survei konsumen Bank Indonesia (BI) mengindikasikan kenaikan optimisme konsumen sepanjang Maret 2017. Bahkan indeks keyakinan konsumen (IKK) Maret 2017 tertinggi sepanjang tiga bulan pertama 2017. IKK Maret 2017 sebesar 121,5, naik 4,4 poin dibandingkan bulan sebelumnya.

Peningkatan indeks keyakinan pada Maret 2017 didorong seluruh komponen pembentuk, seperti ketersediaan lapangan kerja, ketepatan waktu pembelian barang tahan lama, dan indeks penghasilan saat ini. "Peningkatan Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) tertinggi di kelompok responden dengan pengeluaran Rp 1 juta-Rp 2 juta per bulan," kata Tirta Segara, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Kamis (6/4).

Kepercayaan konsumen terhadap kemampuan pemerintah melaksanakan tugas-tugasnya juga meningkat pada Maret, setelah turun di Februari 2017. Komponen yang paling naik adalah yang menunjukkan kemampuan pemerintah menjaga stabilitas.

Menaikkan daya beli

Sri Mulyani mengatakan, jika kemudian optimisme masyarakat melemah karena potensi inflasi tinggi dan pelemahan rupiah, maka yang perlu dilakukan pemerintah adalah mendorong belanja lebih tinggi. "Belanja pemerintah harus ditingkatkan untuk menaikkan daya beli. Pemerintah akan gunakan APBN semaksimal mungkin mendorong konsumsi rumah tangga dan investasi," katanya.

Dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% tahun ini, pemerintah memperkirakan konsumsi rumah tangga tahun ini tumbuh 5% YoY. Sementara pengeluaran pemerintah tahun ini diperkirakan sebesar 4,8% YoY, jauh lebih tinggi dibanding tahun lalu yang turun 0,1%. Menkeu juga memperkirakan, pertumbuhan investasi menembus 6,1% YoY, jauh lebih tinggi dibanding 2016 yang 4,5% YoY.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemkeu Suahasil Nazara menambahkan, pertumbuhan ekonomi tahun ini tak hanya didorong belanja pemerintah. Menurutnya, lebih tingginya perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun ini dibandingkan asumsi dalam APBN juga didorong oleh kinerja ekspor karena peningkatan harga komoditas.

Pemerintah memperkirakan, tahun ini ekspor dan impor tumbuh positif masing masing 0,3% YoY dan 0,4% YoY, setelah mencatatkan kontraksi pada tahun 2014 dan 2015 lalu.

Menurut Suahasil, perkiraan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% tahun ini masih sesuai perkiraan berbagai pihak. "Pada dasarnya masih in line dengan asumsi APBN dan proyeksi BI," katanya. BI sebelumnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2017 berada di kisaran 4,99%-5%. Sementara pertumbuhan ekonomi sepanjang 2017 diperkirakan bank sentral berada di batas tengah bawah 5%-5,4% YoY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×