kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menteri Sri pede RAPBN 2017 tak abal-abal


Rabu, 31 Agustus 2016 / 11:27 WIB
Menteri Sri pede RAPBN 2017 tak abal-abal


Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Pemerintah mengklaim lebih realistis dalam menyusun Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2017. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa RAPBN 2017 dirancang sesuai dengan batas-batas kemampuan keuangan negara.

Namun, penyusunan RAPBN 2017 tetap bersifat ekspansif tapi harus terkendali dengan tingkat defisit sebesar 2,41 % terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Sedangkan untuk memberikan daya dorong pada perekonomian, prioritas alokasi belanja negara dalam APBN tahun 2017 difokuskan pada program-program pembangunan infrastruktur dan perlindungan sosial yang berbasis pengentasan kemiskinan.

Pembangunan infrastruktur, akan terus dilakukan melalui infrastruktur konektivitas, infrastruktur energi dan infrastruktur pertanian yang mendukung kedaulatan pangan. "Hal itu dilakukan dengan berbagai skema, seperti bantuan pangan pemberian layanan dasar di bidang pendidikan dan kesehatan," kata Sri Mulyani, di Sidang Paripurna DPR RI, Selasa (30/8).

Sri Mulyani menjelaskan arah kebijakan fiskal pemerintah tahun depan di DPR sebagai jawaban pemerintah atas pertanyaan anggota DPR di rapat sebelumnya.

Menurut Sri Mulyani, RAPBN 2017  tidak boleh memiliki anggaran yang abu-abu yang bisa menimbulkan tumpang tindih dan potensi terjadinya korupsi.
Dalam anggaran belanja, pemerintah mengalokasikan belanja K/L sebesar Rp 1.310 triliun dan transfer daerah itu Rp 760 triliun. "Anggaran belanja Kementrian PU masih tertinggi dengan anggaran Rp 105 triliun," kata Sri.

Di RAPBN 2017, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,3%. Sri menilai target pertumbuhan 5,3% telah mencerminkan konsensus dari berbagai lembaga, juga dari pemerintah sendiri.

Sebagai penopang ekonomi tahun depan, konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh 5,2 %, lalu konsumsi pemerintah tumbuh 5,4%, dan investasi diperkirakan tumbuh 6,4%.

Adapun ekspor dan impor  diperkirakan tumbuh 1,1% dan 2,2%, karena perdagangan dunia masih lemah. "Inflasi diperkirakan 4% dalam kisaran 3% sampai 5%," katanya.

Sebelumnya target pertumbuhan ekonomi 2017 sebesar 5,3% dinilai terlalu optimistis karena melawan tren global yang sedang lesu. Menko ekonomi Darmin Nasution mengakui pemerintah harus kerja keras mendorong investasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tahun depan.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×